Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mencatat wabah virus corona membuat banyak orang terpakasa menganggur. Sebanyak 701 ribu orang pada Maret 2020 kehilangan pekerjaannya.
Data tersebut mengakhiri 113 bulan pertumbuhan lapangan kerja di AS seiring langkah ketat untuk mengendalikan wabah virus corona. Sebab saat ini, wabah virus tersebut berhasil menutup bisnis dan pabrik di AS.
Komisaris Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja AS William Beach mencatat virus corona memberikan dampak buruk terhadap laporan ketenagakerjaan. “Kami masih bisa mendapatkan perkiraan dari dua survei kami yang memenuhi standar BLS untuk akurasi dan keandalan,” kata William dikutip dari Reuters, Sabtu (4/4).
Baca Juga: Dua Kali Tes Corona, Trump Kembali Dapatkan Hasil Negatif
Baca Juga: Bantuan Alat Medis Rusia yang Diterima AS Ternyata Tak Gratis, Tapi Trump Tetap Hargai Putin
Selain itu, menurunnya daftar gaji juga paling curam sejak Maret 2009 dan mengakhiri rekor kenaikan pekerjaan hingga September 2010. Hal tersebut terjadi dikarenakan sebanyak 459 ribu orang kehilangan pekerjaan di industri hiburan dan perhotelan, terutama pada layanan makanan dan minuman.
AS juga mencatat terjadi penurunan dalam perawatan kesehatan dan bantuan sosial. Begitu juga dengan penurunan layanan profesional dan bisnis, perdagangan ritel, serta manufaktur dan penggajian konstruksi.
Reuters melakukan survei terhadap ekonom yang memperkirakan nonfarm payrolls turun 100 ribu pekerjaan pada Maret 2020. Hal tersebut memperparah laporan karena memperlihatkan lebih sedikit pekerjaan pada Januari dan Februari 2020.
Saat ini diperkirakan keadaan lebih buruk akan terjadi karena mayoritas masyarakat AS diminta harus tetap di ruma untuk mencegah penularan virus corona. Saat ini juga tercatat sebanyal 10 juta orang di AS mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran dalam dua pekan terakhir pada Maret 2020.
Ekonom memperkirakan penggajian juga akan terus merosot karena setidaknya 20 juta pekerjaan pada April 2020. “Kami baru saja melihat ujung gunung es ketika sampai pada jatuhnya pasar tenaga kerja,” ungkap Kepala Ekonom Naroff Economics Joel Naroff.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: