Orang Ini Punya Prediksi Kuat Kondisi Takkan Bisa Normal Sampai Vaksin Corona Ada
Pendiri perusahaan Microsoft Bill Gates mengatakan, pembatasan sosial merupakan salah satu cara untuk menekan jumlah korban meninggal akibat virus corona baru atau Covid-19. Menurut dia, situasi pun tidak akan kembali normal sebelum vaksin ditemukan.
Hal itu diungkapkan Gates saat diwawancara Chris Wallace dari Fox News. Saat itu mereka membicarakan prediksi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut bahwa jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di AS dapat berkisar antara 100 ribu dan 240 ribu jiwa.
Baca Juga: Raksasa Teknologi AS Pesan Ribuan Ventilator, Sudah Jadi?
“Jika kita melakukan pembatasan sosial dengan benar, kita seharusnya bisa keluar dari ini dengan angka kematian yang jauh dari itu (prediksi Trump),” kata Gates, dikutip laman CNBC.
Dia berpendapat, jika orang terus berlatih menjaga jarak sosial yang aman dan tetap dalam karantina, kasus-kasus Covid-19 seharusnya mulai landai menjelang akhir bulan ini.
“Ini adalah skenario mengerikan karena penularan virus pernapasan antarmanusia dapat tumbuh secara eksponensial. Anda tahu, jika kita terus bekerja, bepergian seperti dahulu, kurva itu tidak akan pernah bengkok sampai Anda memiliki mayoritas orang terinfeksi dan kemudian sejumlah besar mencari perawatan di rumah sakit serta banyak kematian,” ucapnya.
Gates mengatakan, kondisi tidak akan kembali normal sebelum vaksin diperoleh. Pada 2015, Gates telah memperingatkan bahwa wabah penyakit merupakan ancaman yang dapat menyebabkan jutaan kematian dalam beberapa dekade mendatang. Dia menyebut dunia tak siap menghadapi pandemi semacam itu.
Gates memperkirakan hanya lima persen upaya yang dilakukan dunia untuk menangani pandemi.
“Sulit untuk menanamkan uang ke dalam sesuatu di mana Anda tahu apakah itu akan terjadi. Saya yakin setelah (pandemi) ini, yang berdampak luar biasa, kita akan menanamkan uang itu,” ujarnya.
Pada Februari lalu, Gates mengatakan bahwa Bill and Melinda Gates Foundation akan menyumbangkan dana hingga 100 juta dolar AS. Sumbangan tersebut sebagai tanggapan global terhadap pandemi Covid-19.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: