Kata Orang Gerindra Kondisi Bangsa Seperti Cerita Hanacaraka: Ujungnya Mati Semua
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengurai Aksara Jawa atau yang akrab dikenal dengan Hanacaraka di tengah kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Menurutnya, di balik 20 huruf Hanacaraka berati ada cerita mengenai dua utusan. Datasawala bermakna bahwa kedua utusan tersebut saling bertengkar.
“Padajayanya, sama-sama sakti. Magabathanga, sama-sama mati (di akhir kisah),” katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/4/2020).
Baca Juga: PKS Masih Gak Terima, Jawab Gerindra Santuy: Semakin Dihina Semakin Tegar
Baca Juga: Hey Bung Sandi, Anda dan Gerindra Berkhianat?
Lanjutnya, menurut dia, aksara Jawa tersebut menggambarkan keadaan bangsa saat ini. Di mana para elite politik, tokoh masyarakat, aktivis, dan pejabat negara terus bertengkar mengenai penanganan wabah Covid-19.
Artinya, jika semua terus merasa paling benar, paling pintar dan paling tahu dalam menghadapi Covid-19. Maka, yang jadi korban bukan hanya mereka yang bertengkar. Tapi juga rakyat yang sedang kesusahan.
“Maka dari itu, Hanacaraka harus mengingatkan kita semua tentang pentingnya persatuan untuk memulangkan sang utusan (Covid-19) ke negerinya,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil