Alamak! Pendapatan Naik 75%, Tapi Kerugian PT Timah Bengkak Nyaris 5X Lipat dari Laba Tahun Lalu!

PT Timah Tbk (TINS) membukukan kenaikan pendapatan hingga 75% dari Rp11 triliun pada 2018 menjadi Rp19,3 triliun pada tahun 2019. Kontributor terbesar untuk pos pendapatan ialah hasil penjualan logam timah yang mencapai Rp17,7 triliun. Sementara itu, pendapatan dari tin solder dan tin chemical masing-masing berkontribusi sebesar Rp381 miliar dan Rp335 miliar.

Baca Juga: Kiprah Leonardus Salim: Presdir Gunung Raja Paksi yang Berhenti Menjabat Walau Masih Seumur Jagung!

Sekretaris TINS, Abdullah Umar, menyebut bahwa kenaikan pendapatan itu diikuti pula oleh kenaikan beban produksi. Bahkan, kenaikan beban pokok penjualan TINS mengalami kenaikan yang lebih tinggi, yakni 83% dari Rp9,9 triliun pada 2018 menjadi Rp18,2 triliun pada 2019. Hal itu pun berimbas pada laba bruto TINS yang tumbuh tipis sebesar 6% menjadi Rp1,1 triliun dengan EBITDA positif sebesar Rp907 miliar.

Baca Juga: Ini Sih Mati Satu Tumbuh Seribu: Jual First REIT Rp850 M, Lippo Karawaci Kuasai 2 Emiten Sekaligus!

Kinerja yang kurang positif juga tercatat pada pos beban bunga yang meningkat hingga 122% dari Rp353 miliar pada 2018 menjadi Rp782 miliar pada 2019. Alhasil, alih-alih mendapat keuntungan bersih, TINS justru membukukan kerugian yang nilainya nyaris lima kali lebih besar dari laba tahun 2018.

Baca Juga: Dolar AS Numero Uno, Emas Global dan Emas Antam Tak Lagi Silau!

"Kenaikan beban produksi dan beban bunga di tengah pelemahan harga logam timah, terutama di semester II 2019, menyebabkan rugi bersih tahun 2019 sebesar Rp611 miliar dibandingkan pencapaian laba tahun 2018 sebesar Rp132 miliar," tulis TINS, Jakarta, Kamis (16/04/2020).