- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Covid-19, HKTI Imbau Manfaatkan Sejengkal Tanah
Organisasi pangan dunia (FAO) telah memberikan peringatan sangat mungkin terjadi krisis pangan. Meskipun negara memiliki uang tapi belum tentu bisa impor karena adanya pembatasan kegiatan antar negara.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko, saat membuka diskusi nasional bertema Peran Pemuda dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi, melalui video conference, Sabtu (18/4/2020).
Baca Juga: Pemkab Deliserdang Salurkan 800 Ton Beras Bulog
Acara tersebut dihadiri oleh sedikitnya seratus orang yang terdiri dari unsur DPN, DPP dan DPK Pemuda Tani HKTI. Dalam kesempatan itu, Moeldoko mengungkapkan produksi beras 2019 hanya 31,31 juta ton, turun 7,75% dari produksi 2018 yang mencapai 33,94 juta ton.
Meskipun sebenarnya saat ini negara sudah surplus, namun berasnya ada di masyarakat, toko-toko dan gudang-gudang kecil. Sementara stok yang dimiliki hanya 3,9 juta ton. Kalau stok tersebut tersebar, maka cadangan akan menipis. Oleh karena itu kehadiran HKTI sangat diperlukan.
“Kita perlu memaksimalkan potensi di daerah masing-masing sehingga ketahanan pangan nasional bisa terwujud, di sinilah tugas PemudaTani HKTI menyerukan agar kegiatan pertanian harus terus berjalan,” ujar Moeldoko.
Merebaknya Virus Covid-19 di seluruh dunia telah memberikan satu kesadaran bahwa ketercukupan dan ketahanan pangan adalah faktor yang paling utama untuk keberlangsungan hidup setiap manusia dan setiap bangsa.
Tanpa pangan yang cukup tersedia keberlangsungan umat manusia berada di tubir kepunahan, baik karena kelaparan maupun karena konflik atau perang saudara memperebutkan sumber-sumber pangan strategis.
Ketua Umum Pemuda Tani HKTI, Rina Saadah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa agenda ini kita laksanakan terkait perkembangan isu ketahanan pangan nasional di tengah pandemi, keterlibatan Pemuda Tani HKTI untuk membantu pemerintah.
Rina menekankan, fungsi dan tugas pemuda tani adalah ikut turun membantu program pemerintah menyerukan masyarakat menanam secara nasional sehingga kebutuhan pangan bisa terpenuhi secara nasional.
“Kami meminta agar pemerintah bisa mendorong gerakan membeli hasil panen petani secara nasional dan memberikannya kepada seluruh rakyat Indonesia agar dapat memberikan rasa aman akibat dampak dari pembatasan sosial yang berskala besar,” seru Rina.
Seruan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Pemuda Tani HKTI, sejalan dengan Komitmen Moeldoko. Rina menyerukan agar pemerintah dapat membeli hasil panen petani secara nasional.
Dia berharap agara masyarakat bisa memanfaatkan setiap jengkal tanah/lahan yang ada untuk ditanami tanaman pangan dan tanaman obat-obatan (empon-empon) agar dalam jangka pendek mampu mencukupi kebutuhan pangan dan obat-obatan.
Selain itu HKTI juga berharap agar pemerintah Indonesia menyerukan agar mempercepat pelaksanaan Program Perhutanan Sosial, sehingga tanah-tanah yang dikuasai negara segera dapat dimanfaatkan untuk mempercepat ketercukupain dan ketahanan pangan nasional dalam waktu dekat maupun dalam jangka panjang.
“Dus, lanjutkan Program Reforma Agraria," pungkas Rina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: