Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramai Layanan Internet First Media Mati, Siapa Konglomerat Pemilik Bisnis Broadband Ini?

Ramai Layanan Internet First Media Mati, Siapa Konglomerat Pemilik Bisnis Broadband Ini? Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak Sabtu-Minggu (18-19/4/2020) layanan internet First Media mati hingga menimbulkan kegaduhan di jagat maya. Meski demikian, First media menjanjikan bahwa gangguan ini akan segera dipulihkan kembali secara berkala dan akan segera selesai pada hari ini, (20/4/2020).

Sementara itu, pihak First Media mengatakan ada gangguan dalam sistem pengaturan penyediaan layanan modem. Sebagaimana diketahui, First Media menyediakan jasa layanan internet pita lebar, televisi kabel, dan komunikasi data, yang secara keseluruhan diperkenalkan sebagai "Triple Play".

PT First Media Tbk sebelumnya bernama PT Broadband Multimedia Tbk. First Media sendiri merupakan anak perusahaan Lippo Group.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Perusahaan Milik Konglomerat Eddy Sariaatmadja Gelontorkan Triliunan Rupiah Buat...

Sementara itu, Lippo Group dimiliki oleh konglomerat Mochtar Riady yang lahir di Malang, 12 Mei 1929. Ia merupakan seorang pengusaha terkemuka di Indonesia yang banyak dikenal orang sebagai seorang praktisi perbankan andal, serta salah seorang konglomerat keturunan Tionghoa-Indonesia telah yang berhasil mengembangkan grup bisnisnya hingga ke mancanegara.

Lahir dari keluarga miskin, Mochtar Riady sangat ingin menjadi bankir karena itulah setelah ia sukses membuat toko milik mertuanya sukses menjadi yang terbesar di Jember, ia pun merantau ke Jakarta pada tahun 1954.

Setiba di Jakarta, Mochtar Riady bekerja di sebuah CV di jalan hayam wuruk selama enam bulan, kemudian ia bekerja pada seorang importer, di waktu bersamaan ia pun bekerja sama dengan temannya untuk berbisnis kapal kecil.

Meski demikian, ia tetap ingin menjadi seorang bankir hingga sebuah kesempatan datang dan ia diamanahkan untuk memperbaiki sebuah bank tanpa pengalaman. Belajar dan terus belajar, hingga satu tahun kemudian, bank tersebut sukses dan tumbuh pesat.

Sementara Lippo Group bermula ketika Mochtar Riady yang memiliki nama Tionghoa, Lie Mo Tie ini membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ning pada 1981. Saat ia membelinya, aset bank milik keluarga Hasyim telah merosot menjadi hanya sekitar Rp16,3 miliar.

Mochtar sendiri pada waktu itu tengah menduduki posisi penting di Bank Central Asia, bank yang didirikan oleh keluarga Liem Sioe Liong.

Bergabung dengan Hasyim Ning membuat ia bersemangat. Pada 1987, setelah ia bergabung, aset Bank Perniagaan Indonesia melonjak naik lebih dari 1.500 persen menjadi Rp 257,73 miliar. Hal ini membuat kagum kalangan perbankan nasional.

Ia pun dijuluki sebagai The Magic Man of Bank Marketing. Dua tahun kemudian, pada 1989, bank ini melakukan merger dengan Bank Umum Asia dan semenjak saat itu lahirlah Lippobank. Inilah cikal bakal Lippo Group.

Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Mochtar Riady menduduki peringkat ke-38 dengan total kekayaan saat itu USD 650 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: