Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PDIP Balik Kritik Najwa Shihab: Jangan Ghibah Sok Cinderella

PDIP Balik Kritik Najwa Shihab: Jangan Ghibah Sok Cinderella Kredit Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Warta Ekonomi -

Anggota DPR Fraksi PDIP Arteria Dahlan geregetan dengan surat terbuka yang ditulis jurnalis Najwa Sihab. Surat terbuka itu dianggap Arteria telah menista DPR.

"Saran saya, ini bulan puasa saatnya perbanyak ibadah bukannya ghibah. Saya ingatkan bahwa kesabaran orang ada batasnya, jangan sampai merasa diri berparas Cinderella berhati malaikat seperti enggak punya aib dan dosa. Padahal, banyak orang melihat berbeda," ujar Arteria di Jakarta, Minggu (3/5/2020).

Seperti diketahui, Najwa menyampaikan surat terbuka melalui tayangan video dalam status instagram miliknya @najwashihab, Sabtu (2/5/2020). Najwa menunjuk hidung DPR di antaranya tentang sikap dewan yang lebih mementingkan RUU Omnibus Law padahal sedang darurat wabah corona.

Ihwal ini, Arteria mengaku sudah melihat full video Najwa. Dirinya sangat terpukul dengan statement yang dilayangkan Najwa. Menurutnya, DPR terus berbenah demi mewujudkan institusi parlemen yang terpercaya.

Ditegaskan dia, saat ini seluruh kerja-kerja di DPR terukur, efektif, dan efisien. Jadi, beragam tudingan miring yang dilayangkan Najwa itu dianggap telah menista DPR. Ia pun meminta Najwa meminta maaf.

Sebenarnya, kata Arteria, dirinya enggan mengomentari Najwa setelah melihat wawancara dengan Presiden Jokowi ihwal mudik vs pulang kampung. Menurutnya, wawancara itu justru menjadi sentimen negatif terhadap presiden.

Najwa juga harus paham, untuk menyatakan salah dan benar itu hanya sebagian kecil dari kerja-kerja DPR.

"Dan kita tidak merasa bangga dan pintar serta paling benar untuk itu. Namun, DPR utamanya adalah memastikan negara dan kerja-kerja pemerintahan harus move on guna sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," tegasnya.

Arteria bilang, ada kepentingan yang lebih besar yang harus dijaga dan dipertaruhkan, bukan sekadar menemukan kesalahan dan diumbar jadi polemik di ruang publik. Pasalnya, seringkali publik menafsirkannya berbeda.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: