Gara-gara Pandemi Corona, Israel Pinjamkan 230 Juta Dolar AS pada Palestina
Israel akan meminjamkan Otoritas Palestina hampir 230 juta dolar AS untuk membantu menebus pendapatan yang hilang selama pandemi virus corona, menurut seorang pejabat Israel pada Senin (11/5/2020).
Pinjaman 800 juta shekel (228 juta dolar AS) akan didistribusikan selama empat bulan mulai bulan Juni, kata pejabat yang menjelaskan secara singkat kepada wartawan dengan syarat anonim, dilansir AFP, Selasa (12/5/2020).
Baca Juga: Ya Tuhan! Pandemi Corona Paksa 3 Negara Teluk Arab Ini Minta Bantuan ke Israel
Para pejabat Palestina tidak segera bisa mengomentari pengaturan tersebut.
Israel secara teratur mengumpulkan bea cukai untuk barang-barang yang ditujukan untuk pasar Palestina yang transit melalui pelabuhan-pelabuhan Israel dan mendistribusikan dana-dana itu ke PA.
Tetapi impor telah turun tajam selama pandemi corona.
Menurut pejabat Israel, kementerian keuangan Palestina meminta pinjaman bulan lalu, dan kemudian disetujui oleh dinas keamanan Israel.
Tetapi Israel juga secara terpisah menahan uang dari PA untuk mengimbangi dana yang katanya diberikan kepada militan yang terkait dengan serangan terhadap Israel.
Pada bulan Februari 2019, Israel mulai mengurangi sekitar 10 juta dolar AS per bulan dari pendapatan bea cukai yang dikumpulkan untuk PA, jumlah yang dikatakannya sesuai dengan apa yang PA bayar kepada tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, atau keluarga mereka.
Israel mengatakan pembayaran semacam itu mendorong serangan lebih lanjut.
Palestina memandang tahanan sebagai berperang melawan pendudukan Israel dan mengatakan uang itu mendukung keluarga yang kehilangan pencari nafkah utama.
Pejabat Israel itu mengatakan dana yang dibekukan untuk membayar tahanan, yang saat ini berjumlah sekitar 650 juta shekel, akan diberikan kepada PA setelah pembayaran tahanan dihentikan.
Beberapa bank di Tepi Barat yang diduduki yang berhenti menangani rekening yang dikaitkan dengan tahanan menghadapi protes keras dalam beberapa pekan terakhir, termasuk di Jericho dan Jenin.
Dalam sebuah pernyataan, perdana menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan dia mencapai kesepakatan dengan bank untuk "terus menangani rekening tahanan meskipun ada ancaman Israel".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: