Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sungguh Nahas, Usai Diludahi Pria Terpapar Covid-19, Wanita Ini Meninggal Dunia

Sungguh Nahas, Usai Diludahi Pria Terpapar Covid-19, Wanita Ini Meninggal Dunia Kredit Foto: Reuters/Lucas Jackson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang pekerja layanan tiket kereta api di Inggris meninggal dunia karena terjangkit virus corona setelah diludahi oleh seorang pria yang mengaku terpapar Covid-19.

Belly Mujinga, 47 tahun, yang memiliki riwayat penyakit pernapasan, tengah bekerja di Stasiun Victoria di London bulan Maret lalu ketika dia diserang, bersama seorang rekan kerja. Beberapa hari setelah kejadian itu berlangsung, keduanya sakit mengidap virus corona.

Kepolisian khusus transportasi mengatakan telah melakukan penyelidikan untuk mengusut pria yang meludahi kedua perempuan itu.

Baca Juga: Versi Anies: Jakarta Punya Kapasitas untuk Tangani Covid-19

Mujinga berada di depan stasiun Victoria pada 22 Maret ketika dia didekati oleh tersangka. Suaminya, Lusamba Gode Katalay, mengatakan pria itu bertanya kepada istrinya apa yang dia kerjakan dan mengapa dia ada di sana.

"Istri saya mengatakan kepadanya bahwa dia sedang bekerja dan pria itu mengatakan dia terkena virus lalu meludahinya," tambahnya.

Mujinga dirawat di Rumah Sakit Barnet pada 2 April dan memakai ventilator. Tetapi dia meninggal tiga hari kemudian, kata Transport Salaried Staffs Association (TSSA).

Juru bicara Perdana Menteri menggambarkan serangan terhadap garda utama ini sebagai sebuah tindakan "keji".

Katalay (suaminya) mengatakan dia menghubungi istrinya lewat layanan video ketika dia dirawat rumah sakit, namun tidak mendengar kabar darinya lagi.

"Saya pikir dia mungkin tertidur, tetapi dokter menelepon saya untuk memberi tahu saya bahwa dia sudah meninggal," katanya. "Dia orang yang baik, ibu yang baik, dan istri yang baik. Dia orang yang peduli dan akan memperhatikan semua orang."

Sebanyak 10 orang menghadiri pemakaman Mujinga, termasuk putrinya yang berusia 11 tahun. Kepada BBC, Agnes Ntumba, selaku sepupu Mujinga, mengatakan dirinya yakin kantor pelayanan tiket tempat mendiang bekerja adalah tempat yang aman.

"Tidak seharusnya mereka membiarkan Mujinga bekerja di depan stasiun," tuturnya. "Dia seharusnya tidak meninggal dalam kondisi seperti ini. Kita bisa mencegahnya--jika dia mengenakan alat pelindung diri atau jika mereka membiarkannya tetap berada di dalam ketimbang harus berada di luar."

British Transport Police mengatakan telah melakukan penyelidikan untuk mengusut pria yang meludahi kedua perempuan itu. Sekretaris Jenderal TSSA Manuel Cortes mengatakan, "Kami terkejut dan merasa hancur mendengar kematian Belly. Dia adalah satu dari banyak garda terdepan yang kehilangan nyawa karena virus corona."

Baca Juga: Markotp! JK: RI Harus Punya Kontribusi Saintis Pengobatan Covid-19, Jangan Apa-Apa Minta China!

Serikat pekerja itu menambahkan bahwa ada "berbagai pertanyaan serius tentang kematiannya". "Sebagai orang yang rentan dalam kategori 'berisiko', dan kondisinya diketahui oleh atasannya, ada pertanyaan tentang mengapa dia tidak mundur dari tugasnya di garis terdepan sejak awal pandemi ini," kata Cortes.

Kejadian tragis

Perusahaan yang mempekerjakan Mujinga, Govia Thameslink Railway (GTR), mengatakan pihaknya "menanggapi tuduhan dengan sangat serius" dan bahwa mereka tengah menyelidiki semua klaim tersebut.

Angie Doll, dari GTR, mengatakan, "Keselamatan para pelanggan dan staf kami, yang merupakan garda terdepan itu sendiri, terus menjadi perhatian setiap saat dan kami mengikuti semua saran pemerintah."

Angka terbaru menunjukkan sebanyak 42 pekerja Transport for London (TfL) meninggal terkena Covid-19, ditambah 10 staf dari Network Rail.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: