Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut kebijakan tatanan hidup normal baru atau new normal yang diwacanakan oleh Joko Widodo (Jokowi) tidak tepat. Sedikitnya ada lima fakta yang menjadi alasan pihaknya menyampaikan hal tersebut.
"Fakta pertama, jumlah orang yang positif virus corona masih terus meningkat. Bahkan, pertambahan orang yang positif setiap hari jumlahnya masih mencapai ratusan," kata Said Iqbal kepada awak media, belum lama ini.
Fakta kedua, kata dia, sejumlah buruh yang tetap bekerja akhirnya positif terpapar corona atau Covid-19. Hal ini bisa dilihat, misalnya di PT Denso Indonesia dan PT Yamaha Music, ada yang meninggal akibat positif Covid-19.
"Begitu juga di Sampoerna dan PEMI Tangerang, dilaporkan ada buruh yang OPD, PDP, bahkan positif," ucap Iqbal.
Fakta ketiga, Dia menjelaskan, saat ini sudah banyak pabrik yang merumahkan dan melakukan PHK akibat bahan baku material impor makin menipis dan bahkan tidak ada.
Iqbal lantas mencontohkan, seperti yang terjadi di industri tekstil, bahan baku kapas makin menipis. Belum lagi di industri otomotif dan elektronik, suku cadang makin menipis. Kemudian, di industri farmasi, bahan baku obat juga makin berkurang. Sementara di industri pertambangan, jumlah ekspor bahan baku menurun.
"Fakta ini menjelaskan, new normal tidak akan efektif. Percuma saja menyuruh pekerja untuk kembali masuk ke pabrik. Karena tidak ada yang bisa dikerjakan, akibat tidak adanya bahan baku," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: