Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MPR Kasih Saran Soal 500 TKA China, Katanya...

MPR Kasih Saran Soal 500 TKA China, Katanya... Kredit Foto: Antara/Jojon
Warta Ekonomi -

Akhir Juni ini atau awal Juli nanti sebanyak 500 TKA asal China disebut akan tiba di Indonesia. Mereka akan bekerja di proyek pembangunan smelter nikel di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Ketua MPR Bambang Soesatyo angkat bicara mengenai rencana ini. Bamsoet, sapaan akrab Bambang, meminta rencana itu dikaji kembali. Sebab, kedatangan 500 TKA China itu bisa menimbulkan dampak sosial.

"Pemerintah pusat bersama Pemda Sulawesi Tenggara perlu mempertimbangkan dan mengkaji kembali rencana tersebut karena dapat menimbulkan dampak sosial dan keresahan di masyarakat. Mengingat saat ini pemerintah sedang berfokus pada kebijakan untuk memutus penyebaran Covid-19, salah satunya dengan membatasi akses orang asing masuk ke wilayah Indonesia," tegas Bamsoet di Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga: Kata Orangnya Luhut TKA China Sangat Dibutuhkan, Gak Nyangka Alasannya...

Bamsoet menegaskan pemerintah pusat dan pemda harus memiliki langkah konkret dan komitmen bersama dalam membatasi pergerakan orang selama masa pandemi Covid-19. Hal itu penting guna memutus rantai penyebaran Covid-19.

Mantan Ketua DPR ini juga mendorong pemerintah melakukan upaya untuk memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri di tengah upaya hilirisasi tambang di Indonesia. Termasuk dalam mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace/RKEF dari China. Caranya bisa dilakukan dengan alih teknologi kepada SDM Indonesia. 

"Situasi pandemi saat ini, penanganan dan pencegahannya harus dilakukan secara disiplin, baik dari kalangan pemerintah maupun masyarakat. Oleh karena itu, termasuk untuk mempercepat pembangunan smelter, pemerintah tetap harus memperhatikan situasi dan kondisi, serta mengedepankan keselamatan dan kesehatan masyarakat," terangnya.

Dia juga berpesan, ke depan, pemerintah harus berfokus kepada peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja lokal/dalam negeri "Yaitu dengan memberikan pelatihan keterampilan sehingga perusahaan tidak bergantung pada TKA," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: