Menurut dia, isu-isu yang menyerang kelapa sawit sulit berakhir dikarenakan industri kelapa sawit menjadi primadona minyak nabati dunia. Dijelaskan bahwa saat ini, komoditas sawit merupakan minyak nabati yang paling banyak digunakan di pasar global.
"Bukan hanya karena persaingan harga, terbukti komoditas sawit memiliki produktivitas yang lebih baik daripada minyak nabati lainnya," tutur Tofan.
Setidaknya 50% produk-produk yang ada di supermarket mengandung produk turunan kelapa sawit. Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA), komoditas sawit memiliki tingkat produktivitas yang mencapai 8-10 kali lebih tinggi daripada minyak nabati lainnya.
Baca Juga: Pengusaha Sawit Siapkan Kuda-kuda Hadapi Transisi New Normal
"Produktivitas ini masih bisa ditingkatkan melalui riset-riset dan inovasi yang dilakukan melalui proses digitalisasi. Tidak hanya itu, edukasi tentang sawit juga perlu disokong dengan bantuan teknologi seperti sosial media," ujarnya.
Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya sawit ini dihasilkan dari disrupsi teknologi yang hadir menyajikan informasi-informasi terkini terkait industri seperti manfaat sawit bagi kesehatan juga perekonomian negara, sehingga masyarakat menyadari bahwa sawit merupakan primadona bagi Indonesia dengan basis data yang telah terbukti.
Peserta Digitalk yang dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa nampak antusias dengan diskusi yang disajikan oleh BPDP-KS bekerja sama dengan Gapki dan Majalah Warta Ekonomi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti