Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Amazon hingga Twitter Kecam Trump Akibat Pembekuan Visa Pekerja Imigran

Bos Amazon hingga Twitter Kecam Trump Akibat Pembekuan Visa Pekerja Imigran Kredit Foto: Reuters/Joshua Roberts
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan teknologi besar dari Amazon, Uber, induk perusahaan Google Alphabet hingga Twitter mengecam pembekuan Presiden Donald Trump pada sejumlah visa kerja imigrasi. Mereka menyebutnya kebijakan yang sangat buruk yang akan merusak pemulihan ekonomi Amerika dan daya saingnya.

Senin lalu, Donald Trump proklamasi yang menangguhkan penerbitan berbagai visa yang memungkinkan orang asing untuk bekerja di AS untuk waktu yang terbatas.

Baca Juga: Tega Banget, Para Imigran Anak Gak Bakal Terima Bantuan Lagi dari Pemerintahan Trump

Administrasi mengatakan suspensi tersebut mempengaruhi jenis visa H-1B, H-2B, H-4, J-1, dan L-1, diperlukan untuk melindungi pekerja Amerika pada saat pandemi virus corona mendorong pengangguran ke tingkat tertinggi di AS dalam beberapa dekade.

Perintah tersebut memperpanjang pembatasan yang dibuat pada bulan April untuk membekukan 60 hari visa kerja.

Untuk diketahui, selama ini perusahaan-perusahaan teknologi mengandalkan visa H1-B khususnya untuk mengimpor teknisi berketerampilan tinggi dari seluruh dunia, sehingga membantu mereka mempertahankan daya saing pekerja mereka di pasar global. Tahun lalu, Google dan Amazon masing-masing diberikan sekitar 9.000 aplikasi visa H1-B.

"Mencegah profesional berketerampilan tinggi memasuki negara itu dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi Amerika menempatkan daya saing global Amerika dalam risiko. Nilai program visa berketerampilan tinggi jelas," kata juru bicara Jeff Bezos melalui Amazon dilansir dari Business Insider di Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Ada 85.000 tempat visa H-1B berketerampilan tinggi terbuka di AS setiap tahun. Bos Google, Sundar Pichai sendiri merupakan seorang imigran.

"Imigrasi telah memberikan kontribusi sangat besar bagi keberhasilan ekonomi Amerika, menjadikannya pemimpin global dalam teknologi, dan juga Google perusahaan seperti sekarang ini." cuit pria kelahiran India ini lewat Twitter.

Sementara itu pendiri Box, Aaron Levie mengatakan bahwa kebijakan Trump luar biasa buruk.

"Itu hanya akan berarti lebih banyak pekerjaan pindah ke luar AS, dan sama sekali tidak membuat Amerika lebih baik atau lebih kompetitif. " ujarnya melalui Twitter.

Kebijakan tersebut mulai berlaku pada 24 Juni dan akan berlangsung selama tahun ini, tidak berlaku untuk pekerja asing dengan visa yang sudah ada atau mereka yang berada di luar negara yang telah mengeluarkan visa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: