Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkat Ketakutan Ini, AS Kendalikan Media-media 'Saluran Propaganda' China

Berkat Ketakutan Ini, AS Kendalikan Media-media 'Saluran Propaganda' China Kredit Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat (AS) menunjuk empat media China sebagai "misi asing", menyebutnya sebagai ?saluran propaganda?, dan menerapkan kontrol yang sangat ketat pada kewenangan mereka menurunkan jurnalis dan melakukan bisnis di negara itu.

Global Times, China Central Television (CCTV), China News Service, dan People?s Daily telah dimasukkan ke dalam daftar saluran berita yang dikelola negara yang diawasi secara ketat oleh Washington di tengah ?perang media?-nya dengan Beijing.

Baca Juga: Punya Calon Vaksin Corona, Pengusaha di China Makin Kaya Raya Miliaran Dolar AS!

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus dalam pengumuman pada Senin menyatakan organisasi-organisasi yang disebutkan itu "dikendalikan secara efektif oleh pemerintah Republik Rakyat China."

?Keempat saluran ini bukan saluran media; mereka adalah gerai propaganda,? kata David Stilwell, diplomat berwenang AS untuk Asia Timur kepada para wartawan.

Keempat media itu akan diminta untuk melaporkan rincian tentang karyawan mereka dan transaksi real estatenya ke Departemen Luar Negeri, serupa dengan persyaratan administrasi tertentu yang diterapkan pada semua kedutaan dan konsulat asing di AS, demikian dilaporkan VOA.

Sejauh ini belum jelas apakah media-media itu juga akan diminta untuk mengurangi stafnya.

Sebelumnya, pada 18 Februari, Pemerintah AS telah menetapkan beberapa outlet media termasuk Kantor Berita Xinhua, China Global Televisi Network (CGTN), China Radio International, China Daily Distribution Corporation dan Hai Tian Development USA sebagai ?misi asing?.

China saat itu membalas dengan mengusir reporter AS untuk Wall Street Journal, New York Times, dan Washington Post, mengkritik "penindasan" terhadap para reporternya di AS, negara yang mempromosikan dirinya sebagai pelindung dalam kebebasan pers.

Sejauh ini belum ada tanggapan dari Beijing terkait penambahan penetapan terhadap keempat media tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: