Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TMS: Tampil Sebagai Solusi

TMS: Tampil Sebagai Solusi Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Bagaimana bila dikaitkan dengan kondisi perekonomian yang saat ini sedang tertekan oleh pandemi Covid-19 ini? Bukankah sebuah hal sulit memperkenalkan pendekatan baru dalam strategi marketing, sedangkan kondisi perusahaan sedang tidak dalam kondisi baik?

Justru kami melihatnya secara berkebalikan. Ketika banyak sektor industri saat ini mengeluh dengan tekanan yang ada, bisa jadi kami mampu menawarkan jalan keluarnya. Saat ini, kita tahu banyak perusahaan yang strategi bisnisnya masih bisa dibilang konvensional, lalu mengeluh karena gerainya di mal harus tutup atau penjualannya secara offline jadi sepi. Tidak ada pembeli yang datang karena terimbas oleh pembatasan sosial yang diterapkan oleh pemerintah.

Jika mereka-mereka ini ingin survive, mau tidak mau mereka harus berubah. Mereka secara keadaan dipaksa untuk segera beradaptasi dengan kondisi pandemi ini. Caranya gimana? Ayo, segera mulai beraktivitas bisnis di dunia digital!

Baca Juga: Digital Marketing, Cara Ampuh Hadapi Kebuntuan di Era Pandemi

Calon konsumen diam di rumah, maka hampiri mereka lewat media-media sosial yang mereka punya karena mereka pasti tetap terhubung dengan gadget-nya. Pasar pelaku bisnis konvensional ini merupakan potensi yang sangat besar bagi kami yang terhampar di depan mata. Mereka harus mulai dipahamkan bahwa lewat media sosial mereka bisa mencapai audiens-audiens yang sebelumnya tidak bisa dicapai lewat konvensional based.

Bisa dianggap, media sosial ini menjadi semacam perpanjangan tangan kita untuk going digital, untuk bisa meng-create something dengan pasar yang jauh lebih luas lagi. Jadi, dengan kondisi seperti saat ini, kami justru hadir sebagai solusi.

Dengan perannya sebagai solusi, apakah hadirnya TMS ini memang hanya disiapkan oleh CT Corp untuk menopang bisnis perusahaan-perusahaan di dalam grupnya saja? Atau secara komersial bisa juga menggarap pasar lain di luar grup?

Bila bicara peluang bisnis, tentu makin luas dan besar pasar yang bisa kita garap tentu akan lebih baik. Namun, perhitungannya bisa digambarkan seperti ini. Di internal grup kami saja, itu sudah ada 34 perusahaan yang captive untuk digarap. Artinya, sudah lebih dari cukup bagi kami dalam hitung-hitungan bisnis.

Karena itu, untuk tahun pertama dan kedua oleh grup kami lebih diarahkan untuk support ke arah sana dulu. Ketika kemudian support kami ini benar-benar sudah dirasakan dampaknya secara positif oleh klien di dalam grup, Pak CT (Chairul Tanjung-red) juga membuka peluang bagi kami untuk ekspansi lebih luas lagi ke klien-klien di luar CT Corp.

Dalam dua tahun ini, dari total 34 perusahaan di dalam CT Corp, kami sudah bisa bantu 22 perusahaan. Kami sudah bisa tunjukkan bahwa kekuatan media sosial ini benar-benar dapat memberikan impact langsung ke capaian bisnis mereka. Ini yang kami terapkan ke klien-klien internal kami, seperti Bank Mega, Transmart, Trans Hotel, dan lain-lain.

Alhamdulillah, sejauh ini mereka happy dengan apa yang telah kami kerjakan. Pak CT juga happy dengan capaian kami sejauh ini sehingga di tahun ini kami sudah putuskan untuk mulai keluar menggarap potensi klien di luar grup kami.

Anda yakin TMS akan mampu berbuat banyak meski dengan klien-klien di luar grup?

Tentu saja kami yakin. Sangat yakin. Selama ini pun kami bergerak secara bisnis bukan karena sesama grup, melainkan kami memang memiliki kekuatan bisnis yang kami tawarkan sebagai benefit dan opportunity bagi klien, terlepas status kami sebagai bagian dari CT Corp. Dengan kekuatan itu, kami yakin memiliki bargaining position yang kuat di pasar sehingga dapat secara objektif dilirik oleh klien untuk dapat membantu memaksimalkan kinerja mereka dalam platform media sosial.

Jika harus mempresentasikan dalam sebuah penjelasan ringkas, apa sih yang menjadi garis besar atau poin-poin utama dalam menjalankan strategi bisnis lewat platform media sosial ini?

Setidaknya, ada beberapa hal yang selalu kami tekankan pada klien di dalam mengembangkan bisnisnya di media sosial ini. Pertama adalah keharusan bagi kita untuk selalu responsible terhadap pasar. Dengan kita bisa tampil responsive, itu akan memberikan image bagus di market bahwa kita selaku produsen tidak semata berorientasi pada profit, tetapi juga care terhadap pelanggan dan masyarakat sekitar dalam skup yang lebih luas.

Hal itu ditunjukkan dengan apa? Maka, poin selanjutnya adalah soal giving. Kita bisa lihat saat ini banyak pihak yang mem-publish aktivitas donasi mereka. Atau juga pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan media sosial untuk mengumpulkan crowdfunding atau mengumpulkan bantuan untuk suatu masalah. Image ini penting untuk dibangun lewat media sosial.

Selanjutnya adalah rasa empati. Hal ini bisa ditunjukkan bahwa brand atau perusahaan ini memiliki empati terhadap konsumen dan bahkan para karyawannya. Kita bisa lihat lewat media sosial banyak orang bersumbangsih ke orang-orang yang kehilangan pekerjaannya. Ini memberikan dampak secara sosial yang sangat besar.

Kami beberapa waktu lalu juga ada program buy one get one. Atau misal ada juga program membeli lewat ojek online, mereka lalu bisa membantu sang driver berupa tambahan paket sembako dan sebagainya. Melalui berbagai aktivitas yang sepintas seolah tidak berhubungan dengan persoalan bisnis ini, tanpa disadari sebuah brand atau perusahaan justru tengah membangun image positif di masyarakat. Itu dampaknya terhadap bisnis juga jauh lebih maksimal dibanding sekadar placing iklan, sponsorship, dan semacamnya di platform konvensional.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: