Peran serta aktif PT BSI dalam penanggulangan Covid-19 juga diterapkan di lingkungan kerjanya di dalam site. Dalam seluruh kegiatan operasinya, senantiasa menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan kerja yang ketat dan saksama memeriksa suhu dan disinfektan setiap pengunjung, melakukan karantina 14 hari bagi karyawan yang datang dari luar Banyuwangi dan, setelahnya, yang bersangkutan baru boleh aktif bekerja setelah mendapatkan surat keterangan sehat, memeriksa suhu tubuh setiap hari, mewajibkan pemakaian masker, menyemprotkan disinfektan secara rutin, menerapkan penjarakan fisik, hingga menutup kunjungan dalam jumlah besar ke area site atau mine tour.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Suban Wahyudiono mengaku, kesulitan mendapatkan alat bantu pernapasan atau ventilator di masa pandemi Covid-19.
Suban mengakui bahwa ventilator saat ini sudah sangat langka sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Meskipun ada uang kata dia, barangnya belum tentu ada. Kalaupun tersedia, harganya juga pasti melambung tinggi.
"Ada uangnya belum tentu ada barangnya. Ada pun harganya bisa berlipat," kata dia.
Dengan penambahan dua alat dari PT BSI ini Suban menyebutkan, total kini Jatim telah memiliki 85 ventilator untuk 99 rumah sakit rujukan.
"Ventilator ini kita membaginya dengan tim kuratif. Ada dokter Joni Wahyuhadi, sehingga dia tahu (rumah sakit) ini perlu ventilator," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: