Reshuffle Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, diprediksi akan benar-benar terjadi. Setelah ancaman itu disampaikan Presiden Joko Widodo di hadapan para menterinya di Istana Negara pada rapat kabinet paripurna 18 Juni 2020.
Dalam rapat yang awalnya berlangsung tertutup dan baru disiarkan pada 28 Juni itu, Jokowi terlihat kecewa dengan kinerja jajarannya, mulai dari penyaluran bantuan sosial, hingga soal penyerapan anggaran kesehatan RP75 triliun yang baru terserap 1,53 persen. Kepala Negara pun mengaku, reshuffle sudah dipikirannya melihat buruknya kinerja menteri.
Baca Juga: Jokowi Tak Akan Berani Congkel Kursi Menteri Prabowo?
Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Iman, meyakini bahwa reshuffle akan terjadi dan Presiden Jokowi tidak sekedar mengumbar ancaman itu.
"Saya kira ancaman itu kemungkinan benar karena Presiden tak mungkin mempertaruhkan reputasi kinerja kabinetnya. Selain itu, ancaman dan teguran dalam rapat kabinet tentu bentuk pengakuan pemerintah Jokowi bahwa kinerja kabinet dalam penanganan Covid-19 lambat sehingga mau tak mau harus melakukan reshuffle," kata Arif , Sabtu 4 Juli 2020.
Pengakuan Kepala Negara terhadap kinerja jajarannya yang buruk, kini sudah diketahui publik. Walau sebelumnya publik juga menyadari kalau kerja pemerintah tidak efektif.
Baca Juga: Amien Rais Soal Menteri Jokowi: Makan Enak, Nginap di Hotel Mewah
"Untuk mendongkrak kinerja pemerintah saat ini, memang tidak ada pilihan melakukan reshuffle," lanjut Arif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: