Perusahaan tekstil yang berawal dari perusahaan keluarga hingga kini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menyatakan bahwa hingga Maret 2020 telah berhasil meraup dana hingga sebesar USS$20 juta dari hasil penjualan Alat Pelindung Diri (APD). Padahal, perseroan baru memproduksi APD pada minggu ketiga Maret 2020.
“Hingga 31 Maret 2020, penjualan APD dan masker Sritex telah mencapai US$20 juta. Kami bersyukur bahwa hasil produksi kami bisa membantu pemerintah dalam memutus rantai penularan di kalangan masyarakat luas serta memberikan perlindungan kepada tenaga medis dalam negeri,” kata Corporate Secretary PT Sri Rejeki Isman Tbk Welly Salam, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Baca Juga: Beli Kembali Saham di Masyarakat, XL Buang Duit Ratusan Miliar
Ia mengungkapkan jika pihaknya juga menyambut baik keputusan untuk merelaksasi kebijakan bagi produsen Alat Pelindung Diri (APD) untuk dieskpor ke negara lain melalui Permendag no. 57 tahun 2020.
“Sebagai produsen APD tersertifikasi ISO 16604 Class 3, hal ini akan meluaskan pasar APD yang diproduksi oleh Sritex untuk merambah ke pasar internasional,” ungkapnya.
Penjualan APD yang laris manis pun membuat laba bersih perusahaan membaik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya menjadi US$28.2 juta atau meningkat tipis 0.62%. Terlihat, divisi garment menjadi sektor usaha yang bertumbuh terbesar berkontribusi sebanyak US$77.7 juta atau meningkat 3.51% dibandingkan dengan tahun lalu di US$75.1 juta. Hal ini didorong dengan adanya permintaan APD berupa coverall dan masker non-medis yang diproduksi oleh Perusahaan.
Baca Juga: Wah, Akhir Juli Pemegang Saham Sari Roti Dapat Rezeki Nomplok!
Meski begitu, kinerja Perseroan terdampak dengan adanya penundaan order dari sebagian pembeli, namun tidak signifikan. Hingga akhir kuartal I 2020, total penjualan hingga kuartal 1 2020 mencapai US$316.6 juta, ditopang oleh pertumbuhan penjualan di sektor Garment sebanyak 3.51%.
Ia menuturkan bila pada tahun 2020 perseroan masih bisa menjaga kinerja terlepas dari dampak signifikan pandemi Covid-19 yang cukup signifikan kepada lintas sektor dalam dan luar negeri.
Dibukanya kembali beberapa negara dan kota besar di Indonesia telah membawa kembali semangat ‘New Normal’ yang digaungkan oleh pemerintah guna membangkitkan kembali roda ekonomi nasional.
“Semangat baru ini kami harapkan bisa memulihkan perlambatan ekonomi yang sempat terjadi di semester pertama tahun ini,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri