Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hasil Riset Tunjukkan Muda-Mudi Rentan Depresi saat Pandemi

Hasil Riset Tunjukkan Muda-Mudi Rentan Depresi saat Pandemi Kredit Foto: Shutterstock
Warta Ekonomi, London -

Penelitian terbaru menunjukkan, anak muda berisiko lebih tinggi menderita masalah kesehatan mental oleh karena pembatasan maupun lockdown atau karantina wilayah ketat. Mayoritas negara di dunia memberlakukan kebijakan untuk tetap di rumah saja atau mengarantina wilayahnya demi mengurangi laju penularan virus corona baru atau Covid-19.

Studi terbaru oleh University College London (UCL), Imperial College dan University of Sussex mencatat ada enam dari 10 anak muda dengan masalah kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya, dan empat dari 10 tanpa melaporkan tingkat stres yang lebih tinggi.

Baca Juga: Dukung Penanggulangan Covid-19, Anak Muda Ini Ciptakan Drum Gemas

Studi You-COPE mengatakan, hampir setengah dari remaja berusia 16 hingga 24 tahun tanpa masalah kesehatan mental sebelumnya, melaporkan tingkat tinggi gejala depresi.

Satu dari tiga orang itu mengatakan, mengalami tingkat kecemasan sedang hingga parah selama lockdown. Penelitian terpisah oleh yayasan amal Young Minds juga menunjukkan bahwa 80 persen remaja dan dewasa muda, percaya bahwa pandemi telah memperburuk kesehatan mental mereka.

Oleh karena itu, para aktivis menilai sekolah perlu diberikan spesialis kesehatan mental sebelum September ketika anak-anak kembali ke sekolah. Pemerintah juga didorong harus mengeluarkan dana baru yang signifikan untuk mengatasi kesehatan mental kaum muda.

Peneliti You-COPE juga menemukan bahwa 28 persen dari 1.507 orang muda dalam survei tanpa masalah kesehatan mental sebelumnya mengatakan kualitas hubungan mereka memburuk selama pandemi.

Hampir setengahnya mengatakan mereka telah menggunakan waktu lockdown untuk makan berlebihan dalam mengatasi suasana hati mereka; untuk orang muda dengan depresi dan kecemasan, jumlahnya enam dari 10.

Associate professor di UCL dan kepala kesehatan mental anak di Great Ormond Street Hospital, Lee Hudson mengungkapkan kekhawatirannya dengan jumlah anak muda yang dalam penelitiannya telah melaporkan bahwa makan berlebihan sebagai cara mengatasi suasana hati mereka yang rendah selama adanya lockdown.

"Ini benar-benar mengkhawatirkan karena penelitian kami juga menunjukkan bahwa banyak anak muda yang menerima perawatan kesehatan mental melaporkan gangguan pada layanan mereka; ini dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius," ujar Hudson dikutip laman Guardian, Minggu (12/7/2020).

Menurutnya, pandemi telah menjadi pukulan ganda bagi kaum muda karena mereka juga berisiko lebih besar untuk menganggur.

"Kaum muda bukanlah kelompok yang secara langsung berisiko tinggi dari Covid-19, tetapi mereka tentu berisiko tinggi dari lockdown," ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: