Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transaksi Online Meroket, Industri Perbankan Hati-hati!

Transaksi Online Meroket, Industri Perbankan Hati-hati! Kredit Foto: BRI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah meningkatnya penggunaan perbankan online dan e-wallet di Asia Tenggara yang dipicu pandemi, Kaspersky mengingatkan bank dan layanan keuangan di wilayah ini untuk belajar dari serangan siber sebelumnya seperti insiden cyberheist yang menyebabkan kerugian hingga US$81 juta pada 2016.

Kaspersky mengingatkan bagaimana sektor keuangan sesungguhnya dapat memanfaatkan data ancaman untuk memperkuat pertahanan mereka terhadap kelompok kejahatan dunia maya yang canggih seperti Lazarus; cybergang terkenal yang diduga berada di belakang serangan Bank Bangladesh yang merugikan jutaan dolar.

Dalam laporan sebelumnya, Kaspersky telah mengungkapkan bahwa sampel malware yang berkaitan dengan aktivitas kelompok Lazarus muncul di tengah lembaga keuangan, pengembang perangkat lunak kasino untuk perusahaan investasi, dan bisnis mata uang kripto di beberapa negara secara global, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Baca Juga: Kaspersky Ungkap Serangan Malware Targetkan 3 OS

"Lebih dari empat tahun setelah dunia menyaksikan salah satu pencurian siber paling sukses hingga saat ini, sangat penting bagi bank dan lembaga terkait di Asia Tenggara untuk memahami bagaimana memanfaatkan intelijen ancaman untuk menggagalkan upaya canggih apa pun terhadap sistem mereka," kata Yeo Siang Tiong, General Manager Asia Tenggara di Kaspersky, Rabu (22/7/2020).

Pencurian siber senilai US$81 juta ini juga mengakibatkan beberapa tuntutan hukum, kerugian reputasi, miliaran denda, satu dakwaan dan penangkapan, serta beberapa pengunduran diri resmi dari pejabat bank, dan bahkan pemutusan hubungan kerja.

Selain dari intelijen ancaman, Kaspersky juga mencatat pentingnya faktor manusia ketika berbicara mengenai pengamanan sistem keuangan. Kaspersky mengutip sebuah laporan dan membuktikan bahwa cyberheist yang terjadi dimulai dari serangkaian email spear phishing. Sayangnya email mencurigakan tersebut diklik oleh seorang karyawan bank yang tidak mewaspadai hal ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: