Syahrul menyebutkan industri penggilingan padi maupun sektor pertanian secara umum memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Bahkan ketika banyak sektor lain terdampak akibat pandemi, bisnis di sektor pertanian justru tetap menguntungkan.
"Saya selalu mengatakan, Indonesia bisa menang melawan pandemi Covid-19 melalui pertanian. Dalam kondisi apa pun, semua orang tetap butuh makan. Karena itu, bisnis pertanian, termasuk penggilingan memiliki prospek yang sangat baik. Maka semua penggilingan harus berputar lebih kuat lagi karena hasil pertanian kita tidak hanya dibutuhkan dalam negeri, tapi juga luar negeri," tegas Syahrul.
Pada kesempatan yang sama, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyambut positif keberadaan Kostraling. Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menyebutkan Kostraling bisa menjadi wadah bagi para pengusaha penggilingan padi untuk bertemu dengan perbankan dan kelompok penentu kebijakan lainnya.
"Kami harapkan program KUR bisa dinikmati oleh pelaku kecil dan mikro sehingga bisa mempercepat revitalisasi. Jika kita bisa merevitalisasi industri penggilingan beras, maka akan terjadi penurunan kehilangan hasil, serta peningkatan rendemen, efisiensi, dan kualitas beras sehingga pada akhirnya kita bisa meningkatkan produksi beras secara nasional," tutur Soetarto.
Berdasarkan data Perpadi, saat ini mayoritas pelaku industri penggilingan padi berskala kecil mikro. Pelaku industri penggilingan padi skala mikro memiliki ciri hanya melibatkan satu hingga empat orang tenaga kerja, sementara pelaku skala kecil melibatkan 5-19 tenaga kerja.
"Industri penggilingan padi nasional sebagian besar masih diisi pelaku skala kecil dan mikro. Manajemen mereka masih lemah. Untuk itu diperlukan revitalisasi terhadap manajemen, konfigurasi, dan kelengkapannya. Industri ini juga membutuhkan permodalan dan akses pasar yang terintegrasi," terang Soetarto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: