Penelitian baru menunjukkan bahwa antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus corona mungkin hanya bertahan beberapa bulan pada orang dengan penyakit ringan. Namun, itu tidak berarti perlindungan juga hilang atau bahwa tidak mungkin untuk mengembangkan vaksin yang efektif.
"Infeksi virus corona ini tidak serta merta menghasilkan kekebalan seumur hidup," kata Dr Buddy Creech, spesialis penyakit menular di Vanderbilt University dilansir AP, Rabu (22/7/2020).
Baca Juga: Inggris Bakal Produksi dan Bagikan Gratis Tes Antibodi Covid-19
Creech menjelaskan, sistem kekebalan bisa mengingat bagaimana membuat antibodi segar jika diperlukan. Bagian lain dari antibodi juga dapat meningkatkan serangan.
Antibodi adalah protein yang dibuat sel darah putih yang disebut sel B untuk mengikat virus dan membantu menghilangkannya. Pada tahap paling awal infeksi, antibodi akan bekerja cukup kasar, tetapi seiring infeksi berlanjut, sistem kekebalan menjadi terlatih untuk memfokuskan serangannya dan membuat antibodi yang lebih tepat.
Tim Otto Yang dari University of California, Los Angeles, mengukur antibodi yang lebih tepat ini pada 30 pasien yang didiagnosis dengan Covid-19 dan empat teman serumah yang diduga menderita penyakit ini. Usia rata-rata mereka adalah 43 tahun dan sebagian besar memiliki gejala ringan.
Para peneliti menemukan bahwa antibodi memiliki waktu paruh 73 hari, yang berarti setengah dari mereka akan hilang setelah waktu yang lama. Ini sesuai dengan laporan sebelumnya dari China yang juga menunjukkan antibodi cepat memudar.
Hasilnya menyerukan kehati-hatian tentang 'paspor kekebalan, kekebalan kawanan, dan mungkin daya tahan vaksin,' tulis para penulis ini dalam studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, Selasa (21/7/2020).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: