Bikin Bangga! RI Siap Duduk di Kursi Pimpinan Dewan Keamanan PBB
Pertemuan kedua adalah pembahasan tentang pandemi dan tantangan dalam menciptakan perdamaian yang abadi. Pertemuan yang digelar pada 12 Agustus ini untuk menyatukan langkah DK PBB dalam menjaga perdamaian di tengah pandemi.
Pertemuan yang ketiga adalah sidang dengan menggunakan formula Arria mengenai perlindungan fasilitas sipil terkait dunia siber pada 26 Agustus. Indonesia melihat semakin maraknya serangan siber kepada infrastruktur sipil, seperti rumah sakit (RS) dan bandara, termasuk di masa pandemi.
Selain tiga acara tersebut, Indonesia akan memimpin setidaknya 14 pertemuan yang membahas upaya perdamaian di berbagai belahan dunia, seperti Palestina, Suriah, Yaman, Lebanon, Somalia, Korea Utara, Kenya, Bisao, dan laporan strategis mengenai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Termasuk juga pertemuan yang membahas perpanjangan mandat misi perdamaian di Lebanon atau UNFIL dan di Somalia atau UNOSOM.
"Pada presidensi ini juga, Indonesia akan berusaha mengupayakan dua outcome DK PBB terkait dengan penanggulangan terorisme, khususnya isu persekusi, rehabilitasi, dan reintegrasi atau prosecution, rehabilitation, and reintergation (PRR)," jata Retno.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto