Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dinasti Politik Jokowi Itu Terdiri dari Anak-Mantu, Ipar Bukan

Dinasti Politik Jokowi Itu Terdiri dari Anak-Mantu, Ipar Bukan Kredit Foto: Antara/Maulana Surya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang iparnya, Wahyu Purwanto, nyalon di Pilkada Gunungkidul. Jokowi hanya merestui anaknya, Gibran Rakabuming Raka, dan mantunya, Bobby Nasution, maju di Pilkada Solo dan Medan.

Apakah keputusan ini terkait maraknya penolakan dinasti politik? Ataukah buat Jokowi, kalau merestui iparnya bisa jadi disebut dinasti politik, sementara untuk anak dan menantunya tidak?

Jokowi sendiri yang meminta langsung suami dari adik perempuannya, Iit Sriyantini, itu mundur dari pencalonannya sebagai Bupati Gunungkidul. Jokowi juga meminta Ketua Umum NasDem Surya Paloh agar tak memberikan rekomendasi ke adik iparnya itu. 

Kabar tersebut dibenarkan Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate. Menurut dia, Jokowi langsung berbicara dengan Surya Paloh terkait pencalonan Wahyu.

“Akhirnya Pak Surya Paloh tidak melanjutkan pencalonan Pak WP dalam Pilkada Gunungkidul,” katanya, kepada wartawan, kemarin.

Baca Juga: Dinasti Politik Jadi Sorotan, Zulhas: Salahnya Itu di Mana?

Menurut Johnny, NasDem telah menyiapkan strategi pemenangan dan tim sukses serta relawan untuk Wahyu. Tim bernama Ponco Manggolo itu juga sudah bekerja di akar rumput.

“Atas pertimbangan Pak Jokowi, NasDem menghormatinya dan tidak melanjutkan pencalonan Pak Wahyu,” sebut Menteri Komunikasi dan Informatika itu. 

Selain pertimbangan Jokowi, sambung Johnny, NasDem juga memperhatikan pendapat yang berkembang di ruang publik. Belakangan ini, publik menyoroti maraknya politik kekerabatan di Pilkada 2020.  

Wahyu sendiri sudah menyatakan mundur dari pencalonan Bupati Gunungkidul, Minggu (26/7). Dia diperintahkan untuk mengubah arah kegiatan yang selama ini dilakukannya menjadi kegiatan sosial.

“Mungkin Pak Jokowi dan Pak Surya Paloh melihat potensi saya yang tidak di politik,” ucap Wahyu. 

Dia manut dengan keputusan yang ditentukan Jokowi dan Surya Paloh. Dia meyakini, pengalaman keduanya dalam bidang politik jauh lebih mapan dibanding dirinya.

“Kalau dalam keluarga sering bertemu (Jokowi) pastinya. Tapi kalau untuk arahan ini sifatnya khusus,” ucap Wahyu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: