Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Negara Adidaya Diterjang Badai Resesi, Industri Nasional Terancam

Negara Adidaya Diterjang Badai Resesi, Industri Nasional Terancam Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi virus corona atau Covid-19 berdampak besar terhadap perekonomian suatu negara, tidak peduli apakah itu negara berkembang atau bahkan negara adidaya.

Salah satunya, Amerika Serikat (AS) tercatat terperosok ke jurang resesi karena pertumbuhan ekonominya minus hingga 32% pada kuartal II 2020.

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengatakan, badai resesi yang menyerang negara adidaya itu akan berdampak kepada beberapa sektor industri di Indonesia. Di antaranya budi daya udang, lobster, industri karet, minyak sawit, sepatu, dan furnitur.

Baca Juga: Doa Jokowi: Semoga Belanja Pemerintah Selamatkan Ekonomi Kita

"Ekspor kita mayoritas adalah hasil laut (terutama udang dan lobster), karet, minyak sawit, sepatu dan furniture. Industri-industri ini tentu agak terancam, kecuali hasil laut (karena konsumsi ikan diprediksi malah meningkat)," kata Rhenald di Jakarta, Minggu (2/8/2020).

Selain itu, kata dia, sektor impor akan mengganggu pasokan kedelai, minyak, gas, kapas, gula, beberapa bahan kimia dan suku cadang pesawat. Sehingga, diharapkan pemerintah Indonesia segera mencari alternatif impor dari negara lain agar stok barang-barang itu tetap terjaga.

"Impor kita yang besar dari AS berupa kedelai, migas, kapas, gula, aneka kimia dan parts pesawat. Ini berarti sejumlah komoditas sekspor perlu mencari negara tujuan lain di Asia," ujarnya.

Sambung dia menjelaskan, secara garis besar resesi di negara adidaya AS akan menimbulkan daya beli dan penurunan impor. "Tahun lalu total AS ekspor ke Indonesia US$7,76 miliar dan impor dari Indonesia US$20,15 miliar. AS mengalami defisit perdagangan dari Indonesia sebesar US$12,39 miliar," kata dia.

Sebagai informasi AS dipastikan telah masuk jurang resesi setelah ekonomi nomor satu di dunia tersebut mengalami kontraksi atau minus 32,9% secara tahunan pada kuartal II 2020. Ini merupakan penurunan terburuk sepanjang sejarah.

Dengan ekonomi yang minus ini, AS telah mengalaminya selama dua kuartal beruntun. Pada kuartal I 2020 atau periode Januari hingga Maret, pertumbuhan ekonomi AS juga telah minus 5%.

AS terjerumus dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. Bisnis yang berhenti akibat kebijakan lockdown untuk menghambat penyebaran virus Corona menekan pertumbuhan ekonomi yang telah dicetak selama bertahun-tahun.

Resesi biasanya didefinisikan sebagai penurunan pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal secara berturut-turut hingga menyentuh angka minus. Di AS, ekonomi pada kuartal I minus 5% dan pada kuartal II minus 32,9%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: