Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vaksin Made in China Belum Berlabel Halal, Kang Emil Buka Suara

Vaksin Made in China Belum Berlabel Halal, Kang Emil Buka Suara Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

Tapi kalau ternyata imunitas naiknya sedikit berarti vaksin itu tidak layak diproduksi. Emil juga menjelaskan alasan ikut jadi relawan uji coba vaksin ini. Dia tak ingin ada kasus yang bilang pemimpinnya saja enggak yakin, sementara rakyat jadi kelinci percobaan.

"Saya kira tidak begitu. Saya melihat ini sebagai sesuatu yang ilmiah jadi saya ikut sebagai relawan bersama masyarakat," ujarnya.

Tahap uji coba akan dilakukan sampai Desember. Kalau hasilnya membuat imunitas naik di atas 90 persen, pada Januari 2021 akan dimulai tahap produksi. Sambil produksi, pemberian vaksin bisa dilakukan ke kelompok yang rawan sambil nanti diberikan untuk seluruh rakyat Indonesia di 2022.

Di tempat terpisah, Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI), Lukmanul Hakim mengatakan, sampai hari ini belum ada pengajuan sertifikasi halal untuk vaksin Sinovac.

Bio Farma dan MUI baru sepakat melakukan kajian terkait kehalalan vaksin asal China tersebut. Namun demikian, berdasarkan fatwa MUI Nomor 30 Tahun 2013 tentang Obat dan Pengobatan. Umat Islam wajib menggunakan metode pengobatan yang tidak melanggar syariat, menggunakan bahan yang suci dan halal.

Tapi ada pengecualian. Yakni pada kondisi keterpaksaan atau darurat. "Jadi kondisi ini yang harus dikaji dulu. Pertanyaannya kembali kepada kita semua, apakah kondisi pandemi Covid-19 ini termasuk kondisi darurat atau tidak? Nah, itu nanti komisi fatwa akan mengeluarkan fatwa itu dulu," ujar Lukman.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: