Sinar Mas Agribusiness and Food memanfaatkan teknologi konferensi seperti Skype untuk membantu para guru mengedukasi anak-anak mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pasalnya seiring musim kemarau tiba, risiko karhutla di Indonesia bakal meningkat.
Dalam dua pekan terkakhir, para praktisi pendidikan perusahaan menggelar dua gelombang lokakarya edukasi pencegahan karhutla virtual bagi lebih dari 400 guru di Sumatera, Kalimantan, dan Papua menggunakan teknologi konferensi.
Lokakarya ini diharapkan membantu para guru di pedalaman yang memiliki keterbatasan informasi dan akses untuk mendapatkan materi edukasi pencegahan karhutla maupun keterampilan baru dalam menyampaikan materi dengan menarik.
Baca Juga: Eng-Ing-Eng... Ada Kabar Baik dari Pandemi untuk Oleokimia Sawit
“Awalnya, kami rencana lokakarya tatap muka bagi guru-guru di area yang rawan karhutla. Dalam kondisi Covid-19 seperti saat ini, saya dan tim cari cara terbaik agar lokakarya tetap dilakukan, yaitu secara virtual. Anak-anak tetap bisa mendapatkan pemahaman mengenai bahaya karhutla dan pencegahannya. Setelah pandemi reda, kami akan menindaklanjuti kegiatan ini ke lapangan," jelas Donni Indra, praktisi CSR Bidang Pendidikan, Sinar Mas Agribusiness and Food (14/8/2020).
Untuk mengikuti lokakarya ini, para peserta dikirimkan panitia tautan untuk mengakses ruangan virtual konferensi yang diakses melalui gawai masing-masing. Namun, bagi peserta yang mengalami kendala jaringan internet, mereka tetap dapat mengikuti kegiatan dari kantor kebun dengan protokoler Covid-19 yang ketat.
Lokakarya berlangsung selama dua jam untuk membekali para guru sekolah dasar dan menengah. Materi diambil dari buku cerita Rumbun dan Sahabat Rimba, yang dikemas dengan menarik dalam dua bahasa berisikan petualangan empat sahabat dalam mencegah karhutla. Materi tersebut pertama diluncurkan perusahaan pada awal tahun ini.
"Kami pengajar dari Papua juga perlu mendapatkan pengetahuan edukasi pencegahan karhutla. Terlebih, hutan bagi masyarakat Papua adalah hal yang sangat penting. Selain menyuplai oksigen, hutan adalah bagian dari adat kami," jelas Afni Bagunda, peserta dari Papua.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: