Rasio positif atau positivity rate penularan Covid-19 di Jakarta terus meningkat selama PSBB diberlakukan. Dalam sepekan terakhir bahkan mencapai 8,9 persen.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, saat ini rasio positif di Jakarta memang masih belum stabil. Angkanya terus bergerak dari 4,5 sampai 8,9 persen. Namun, berdasarkan standar dari organisasi kesehatan dunia (WHO), kategori rasio positif yang berbahaya adalah di atas angka 10 persen.
Baca Juga: Libur HUT RI ke-75, Ratusan Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta
"Kita di Jakarta selama 3 minggu ini bergerak terus dari 4,5 sampai sekarang 8,9 persen. Nah, ambang batas disebut bahaya bila (positivity rate) di atas 10 persen. 5 persen ke bawah aman, di atas 10 persen membahayakan," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (17/8/2020).
Dia menjelaskan, positivity rate yang terus meningkat itu lantaran pihaknya melakukan testing dengan jumlah yang melampaui standar WHO. WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu.
Berdasarkan standar itu, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu atau 1.521 orang per hari.
"Dengan kita melakukan tes sepekan terakhir lebih dari 40 ribu, kita yakin bahwa angka Jakarta yang 8,9 persen itu sahih. Namun, kalau jumlah tesnya sedikit, kita tidak yakin itu sahih atau tidak," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum