Kredit Foto: Asia News
Seorang profesor terkemuka di Sekolah Partai Pusat Elite China, Cai Xia dikeluarkan dari partai yang mengusung pemimpin China, Xi Jinping, Senin (17/8/2020). Hal itu dilakukan setelah rekaman audio dari pernyataan yang mengkritik Xi bocor secara daring pada Juni 2020.
Kritikan Cai itu dinilai telah merusak reputasi negara dan menimbulkan masalah politik yang serius. Meski telah diusir dari China, Cai merasa senang dan menyebut bahwa rezim Xi menghambat kemajuan negara tersebur.
Baca Juga: Bikin Rudal Hibrida, China Klaim Daya Ledaknya Seluas 64.000 Kaki
“Di bawah rezim Xi, Partai Komunis China bukanlah kekuatan untuk kemajuan China. Itu menjadi penghambat kemajuan China," kata Cai seperti dikutip dari laman The Guardian, Selasa (18/8/2020).
Menurut Cai, ia bukanlah satu-satunya orang yang ingin meninggalkan partai itu sejak berada di bawah kepemimpinan Xi. Masih ada kader lain yang bersikap sama. Ia kebebasannya untuk menyampaikan pendapat dihalang-halangi. Sehingga Cai memiliki niat untuk keluar dari partai sejak 2016.
“Saya yakin, saya bukan satu-satunya yang ingin meninggalkan partai ini. Lebih banyak orang ingin mundur dari partai ini. Saya bermaksud untuk keluar dari partai bertahun-tahun yang lalu ketika tidak ada lagi ruang untuk berbicara dan suara saya benar-benar diblokir," jelas dia.
Perempuan itu menuturkan, awalnya ia meminta agar wawancaranya pada Juni lalu tidak dipublikasikan lantaran dia dan keluarganya menerima berbagai ancaman. Namun, kini ia merasa lebih berani untuk menyampaikan pendapat maupun kritiknya terhadap pemerintahan China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: