Sesuai dengan RUPTL 2019-2028, penambahan pembangkit sebesar 56,4 GW tersebut porsi PLTU adalah 48%, porsi PLTG/MG/GU adalah sebesar 22%, dan total pembangkit EBT sebesar 30%. Program 35.000 MW dan 7.000 MW direncanakan selesai pada 2023.
Selain itu, PLN juga terus membangun jaringan transmisi dan distribusi guna menyalurkan listrik dari pembangkit ke pelanggan. Hingga akhir semester I-2020, jaringan transmisi khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi mengalami peningkatan sepanjang 950,9 kilometer sirkuit (kms), dan penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 2.890 Mega Volt Ampere (MVA).
Dalam proses pembangunan transmisi, tantangan terbesar yang dihadapi PLN adalah proses pembebasan lahan. Selain itu, adanya pandemi Covid-19 juga membuat penyediaan material utama transmisi terhambat.
"Terkait permasalahan lahan kami terus berkoordinasi dengan stakeholder seperti BPN dan Kejaksaan untuk menyelesaikan masalah lahan tersebut," ujar Zulkifli.
Sementara di sisi jaringan distribusi, khususnya untuk melistriki wilayah terpencil, tantangannya adalah kondisi geografi dan akses yang sulit membuat pengiriman material menjadi lebih sulit dilakukan. Meskipun demikian, PLN terus berkomitmen untuk melistriki seluruh pelosok nusantara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: