Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sosialisasi Empat Pilar MPR Ala Panggung Toktan

Sosialisasi Empat Pilar MPR Ala Panggung Toktan Kredit Foto: Humas MPR

Selanjutnya, sebagai narasumber, Idris Laena memaparkan tentang tugas dan wewenang MPR. Kepala Badan Penganggaran MPR ini menjelaskan, selain melakukan tugas-tugas konstitusional, MPR juga diberi amanat oleh undang-undang untuk menyosialisasikan nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Bukan hanya itu, menurut politisi Partai Golkar asal Riau ini, MPR juga ditugaskan mengkaji sistem ketatanegaraan, apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan konsep yang ada atau belum. Sesuai dengan tugas konstitusionalnya, MPR dapat mengubah UUD, asal sesuai dengan ketentuan yang ada. Hanya saja ada konsensus bahwa yang tak boleh diubah adalah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

Dalam kesempatan itu, Idris Laena juga menceritakan tentang pengalaman spiritualnya ketika melakukan kunjungan ke beberapa negara di Timur Tengah yang selalu bergolak, seperti Lebanon, Palestina, Yordania, dan Syiria. Berdasarkan pengalaman spiritual, Idris menjadi tahu bahwa yang menjadi penyebab pergolakan itu terjadi adalah konflik internal di negara-negara itu. 

Begitu juga saat melakukan kunjungan ke Rusia. Di negara ini, Idris menyaksikan di negara komunis itu terdapat gereja Kristen Ortodok, peninggalan kerajaan yang telah menguasai Rusia selama 300 tahun. Saat itu, menurut Idris, agama sangat berpengaruh. Namun, setelah agama dijadikan alat kekuasaan, maka timbul gerakan yang dimotori Marxisme dan Leninisme. Dan, Rusia pun menjadi negara komunis.

Jadi, menurut Idris Laena, apa yang terjadi di negara-negara Timur Tengah dan juga Rusia karena mereka tidak memiliki  konsensus yang dibuat secara bersama-sama, diakui oleh rakyat, kemudian  dapat menyatukan mereka.

"Alhamdulillah kita punya yang namanya Empat Pilar Kebangsaan yang dapat mempersatukan bangsa yang berpenduduk 260 juta ini," ungkap Idris Laena.

Idris Laena kemudian menutup pidato dengan membacakan sebuah puisi yang bercerita tentang melawan asap. Judulnya Negeri di Atas Awan. Usai itu, sebelum kembali ke tempat duduk semula, Idris diminta untuk membubuhkan coretan di atas kain putih yang disiapkan di pojok panggung. Dan, Idris pun mencanting kain putih itu disaksikan oleh Intsiawati Ayus Sadarestuwati, Eem Marhamah Zulfa Hiz, dan Siti Fauziah.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: