Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jacob Blake, Pria Kulit Hitam AS yang Ditembak 7 Kali oleh Polisi

Jacob Blake, Pria Kulit Hitam AS yang Ditembak 7 Kali oleh Polisi Kredit Foto: Reuters/Stephen Maturen
Warta Ekonomi, Washington -

Dua orang ditembak mati dan satu lainnya cedera pada malam ketiga kerusuhan di kota Kenosha, Amerika Serikat, yang dipicu oleh penembakan polisi terhadap seorang pria kulit hitam.

Polisi mengatakan ketiga orang itu ditembak, tetapi tidak memberikan rincian tentang siapa saja yang terlibat.

Laporan-laporan dari media lokal sebelumnya menyebutkan kekerasan itu diyakini berasal dari sengketa antara pengunjuk rasa dan pria bersenjata yang menjaga sebuah pompa bensin.

Kerusuhan pecah di Kenosha setelah Jacob Blake ditembak oleh polisi pada hari Minggu (23/8/2020).

Sebagian warga semenjak saat itulah menentang kebijakan darurat berupa jam malam di kota. Mereka lantas bergabung dalam aksi protes, yang terkadang berubah menjadi aksi kekerasan.

Dalam pernyataannya, Kepolisian Kenosha memberikan keterangan resmi menanggapi "beberapa laporan terjadinya aksi penembakan dan adanya beberapa korban akibat tembakan" di kota itu sekitar pukul 23:45 waktu setempat hari Selasa (25/8/2020).

"Penembakan itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan korban tembakan ketiga dilarikan ke rumah sakit dengan luka serius, tetapi tidak mengancam jiwanya," demikian isi pernyataan itu.

Ditambahkan bahwa identitas para korban masih dicari kepastiannya, namun tidak diberikan rincian lebih lanjut. Sejauh ini penyelidikan tengah dilangsungkan.

Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang pria bersenapan dikejar oleh kerumunan massa sebelum dia terjatuh ke jalan. Pria itu kemudian terlihat melepaskan tembakan beberapa kali ke arah massa.

Video lain memperlihatkan sekelompok orang warga sipil membawa senjata, yang sebagian besar berseragam militer, berkumpul di luar pusat bisnis yang dikatakan akan mereka lindungi.

Rekaman video juga menunjukkan orang-orang berlarian di jalan-jalan ketika terdengar suara tembakan, dan sejumlah orang yang terluka tergeletak di jalan.

Gubernur Wisconsin Tony Evers mengatakan pada Selasa (24/8/2020) bahwa dia sedang mengirim lebih banyak pasukan Garda Nasional menuju kota tersebut di tengah kerusuhan.

Bagaimana aksi protes itu terjadi?

Beberapa jam setelah penembakan Jacob Blake pada hari Minggu, ratusan orang berunjuk rasa di markas polisi Kenosha.

Sejumlah kendaraan roda empat kemudian dibakar, dan kepolisian meminta agar berbagai pusat bisnis yang buka 24 jam untuk menghentikan aktivitasnya, karena "banyak" laporan adanya perampokan bersenjata dan bunyi tembakan.

Pada Senin (24/8/2020), Gubernur Evers menelepon pasukan Garda Nasional untuk membantu polisi setempat dan memberlakukan jam malam di Kenosha.

Aparat polisi, yang didukung pasukan Garda Nasional, menggunakan gas air mata, peluru karet dan bom asap, ungkap para pengunjuk rasa.

Sejumlah demonstran terlihat menyerang mobil-mobil dan bangunan dengan pemukul bisbol, demikian laporan kantor berita Reuters.

Pada Selasa, ratusan orang pengunjuk rasa melakukan demonstrasi di berbagai sudut kota. Sekelompok kecil massa melemparkan kembang api dan botol air ke arah polisi, yang membalas dengan memuntahkan peluru karet dan gas air mata.

Dalam sebuah pesan yang diunggah di Twitter, polisi mendesak agar warga di Kenosha untuk "menjauhi jalanan".

Sejumlah bangunan dan mobil mengalami kerusakan setelah aksi protes terhadap aksi penembakan di kota berpenduduk sekitar 100.000 di kawasan barat daya Danau Michigan.

Pada Selasa, Gubernur Tony Evers mengatakan dia akan mengirim lebih banyak pasukan Garda Nasional ke Kenosha untuk melindungi gedung-gedung pemerintah dan mendukung tim kesehatan dan petugas pemadam kebakaran. Keadaan darurat juga telah diumumkan di Wisconsin.

Aksi protes juga menyebar ke sejumlah kota lainnya, termasuk Portland, Oregon dan Minneapolis, di negara bagian Minnesota.

Apa perkembangan baru kasus Jacob Blake?

Pengacara Ben Crump mengatakan pada konferensi pers pada Selasa bahwa tim dokter mengatakan Blake mengalami kelumpuhan akibat penembakan itu.

"Keluarganya percaya pada keajaiban, tetapi diagnosa medis saat ini adalah bahwa dia lumpuh dan, karena peluru itu memutuskan sumsum tulang belakangnya dan menghancurkan beberapa tulang punggungnya, akan membutuhkan keajaiban bagi Jacob Blake Jr untuk bisa berjalan lagi, " katanya.

Pria berusia 29 tahun, yang ditembak ketika anaknya duduk bersamanya di dalam mobil, juga mengalami lubang di perutnya, cedera lengan dan kerusakan pada ginjal dan hatinya. Sebagian besar usus besar dan usus kecilnya harus diangkat, kata pengacaranya kepada wartawan.

Ibunya, Julia Jackson mengatakan pada konferensi pers bahwa putranya telah "berjuang demi hidupnya", tetapi mengatakan jika dia "tahu apa yang terjadi sejauh ini, yaitu kekerasan dan kehancuran, dia akan sangat tidak senang".

Penembakan Blake terjadi ketika AS bergumul dengan perlakuan terhadap masyarakat Afrika-Amerika di tangan penegak hukum, serta pertanyaan yang lebih luas tentang rasisme di masyarakat.

Masalah ini mengemuka semenjak kematian seorang pria kulit hitam lainnya, George Floyd, dalam tahanan polisi di Minneapolis, Mei lalu.

Dalam pidatonya, Julia Jackson berbicara secara langsung tentang rasisme dan menyerukan apa yang disebutnya sebagai "upaya penyembuhan".

"Apa kau mengerti apa yang akan terjadi jika kita jatuh - karena rumah yang berseberangan tidak bisa berdiri."

Apa yang kita ketahui tentang penembakan itu?

Polisi mengatakan mereka merespons sebuah "insiden domestik" ketika mereka menuju ke lokasi penembakan hari Minggu, tetapi hanya memberikan sedikit rincian lainnya.

Sejauh ini tidak jelas siapa yang menelepon polisi, berapa aparat polisi yang terlibat, serta apa yang terjadi sebelum penembakan.

Rekaman video menunjukkan Blake membuka pintu dan bersandar ke dalam mobil, di mana seorang petugas menarik bajunya dan kemudian melepaskan tembakan. Tujuh tembakan terdengar dari rekaman video tersebut, ketika sejumlah saksi berteriak histeris.

Tunangan Blake, Laquisha Booker, mengatakan anak-anak - yang menyaksikan semuanya saat mereka duduk di belakang mobil - berteriak saat ayah mereka ditembak.

Pengacara Blake mengatakan dia mencoba untuk "tidak begitu mengindahkan insiden domestik". Saksi mata mengatakan hal yang sama kepada sejumlah media lokal.

Catatan pengadilan menunjukkan ada surat perintah penangkapan terhadap Blake atas pelecehan seksual dan tuduhan pelecehan dalam rumah tangga.

Namun demikian, kepolisian belum mengatakan apakah petugas mengetahui hal ini ketika mereka menanggapi panggilan tersebut pada hari Minggu.

Departemen Kehakiman Wisconsin sedang menyelidiki insiden di Kenosha, sementara para petugas yang terlibat telah diberi cuti administratif.

Sebuah petisi yang meminta mereka untuk didakwa telah berhaisl mengumpulkan puluhan ribu tanda tangan. Ayah Blake mengatakan dia tidak percaya pada penyelidikan tersebut.

"Siapapun yang berkulit putih, yang melakukan penyelidikan tentang seorang pemuda kulit hitam yang ditembak tujuh kali di punggungnya, dan belum memberikan jawaban atau komentar pada saat ini, tidak dapat diterima," katanya kepada wartawan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: