Laser dan Rudal Hipersonik Dikerahkan Turki buat Lawan Yunani
Dia menunjukkan bahwa Turki adalah salah satu negara teratas dalam produksi kendaraan udara tak berawak (UAV), UAV bersenjata, dan UAV ofensif.
“UAV bersenjata Bayraktar TB2 kami dapat dengan mudah mencapai target dengan sistem misil 230 milimeter yang dipandu laser. Perkembangan baru ini terutama akan memperkuat kekuatan kami di garis depan," kata Erdogan.
UAV bersenjata Bayraktar TB2 dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan pertahanan Turki, Baykar Technologies.
Berbicara kemudian pada upacara wisuda di Universitas Pertahanan Nasional di Ankara, Erdogan mengatakan; "Kami melakukan perlawanan yang efektif terhadap semua ancaman dengan menyeimbangkan investasi kami di industri pertahanan dan sumber daya manusia kami."
Terkait situasi di Mediterania Timur, Erdogan mengklaim Turki sedang menghadapi ancaman eksternal.
"Seiring dengan perang kami melawan terorisme, kami menghadapi ancaman terhadap hak dan kepentingan kami di kawasan, terutama di Mediterania dan Aegean," katanya.
"Setiap orang yang menentang kami di darat, di udara, atau di laut menantang legitimasi Turki dan tekad kami untuk melindungi hak-hak kami berdasarkan hukum internasional," paparnya.
Ketegangan antara Ankara dan Athena telah melonjak selama beberapa hari terakhir setelah Yunani mempersoalkan eksplorasi energi Turki di Mediterania Timur ketika mencoba untuk masuk ke dalam wilayah maritim Turki yang didasarkan pada pulau-pulau kecil di dekat pantai Turki.
Turki—negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania—telah mengirimkan kapal bor untuk mengeksplorasi cadangan di landas kontinennya. Ankara menegaskan Turki dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC) memiliki hak di wilayah tersebut.
Para pejabat Turki mengatakan bahwa dialog untuk distribusi yang adil dari sumber daya apa pun akan menjadi win-win solution untuk semua pihak. Turki juga mengkritik upaya Yunani untuk mendapatkan dukungan Uni Eropa untuk memblokir eksplorasi energi resmi Ankara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: