Link and match antara industri dan perguruan tinggi masih dinilai belum maksimal, lantaran perguruan tinggi dan industri dinilai masih berjalan sendiri-sendiri. Tak hanya itu, bahkan perguruan tinggi belum dapat bersinergi dengan permasalahan yang dihadapi oleh industri. Ujnungnya, terjadi missing link antara pereka cipta (perguruan tinggi) dan investor (industri).
Terkait itu, Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Tinggi (Kemendikbud) RI Nizam, mengungkapkan, kondisi seperti ini mulai berbeda ketika Indonesia dilanda Pandemi Covid-19.
Baca Juga: Soal Subsidi Pulsa, Kemendikbud Jangan Asal Tunjuk Operator
Menurutnya, berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, riset rekacipta merupakan tujuan dari perguruan tinggi yang melahirkan lulusan-lulusan yang memiliki semangat kemandirian, inovatif, kompetitif dan solutif bagi masyarakat. Dengan landasan tersebut perlu terciptanya Kampus Merdeka yang merupakan pola baru dalam sistem pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia sehingga beberapa hal perlu disesuaikan dalam menghadapi perubahan zaman seperti kurikulum, sistem teknologi informasi dan lainnya.
“Perguruan tinggi berlomba menciptakan alat dan obat untuk menghadapi pandemi Covid-19. Lebih dari 1.000 inovasi berbentuk teknologi dan obat diciptakan oleh perguruan tinggi, di antaranya masker 3D, robot perawat, drone, alat rapid test, ventilator, dan sebagainya. Sementara itu, investor turut mendukung produksi berbagai reka cipta tersebut. Sejatinya, fenomena ini menjadi contoh yang selayaknya dilakukan antara pereka cipta dan investor,” paparnya dalam FGD (Focus Group Discussion, Senin (7/9/2020).
Lanjutnya, ia menjelaskan bahwa Rekacipta merupakan sebuah upaya revitalisasi dan aktualisasi terhadap sebuah karya, agar kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh semua elemen secara et'lsien dan efektif dalam kehidupan sehari.
Karena itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI), memutuskan untuk membangun kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan.
"Tujuannya, untuk membangun ekosistem rekacipta di Indonesia sebagai implementasi Kampus Merdeka serta mendorong peran dunia industri dalam mendukung para pereka cipta di perguruan tinggi." tambahnya.
Dengan adanya hubungan keterkaitan antara kampus dengan dunia industri, maka akan ada keterikatan antara riset rekacipta di perguruan tinggi dengan industri dan kebutuhan masyarakat, sehingga dampak kebermanfaatan bagi masyarakat dapat terwujud dengan semangat gotong royong inovator, industri, pemerintah, media, dan komunitas.
“Tak hanya kampus dan industri, diharapkan komunitas lokal atau masyarakat mampu terimplikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dari hasil riset reka cipta tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, sejumlah pihak yang mewakili penta-helix, seperti industri (pengusaha), perguruan tinggi, kementerian (pemerintah), media, dan komunitas (masyarakat), mengatakan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil