Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginjak rem kedaruratan penanganan Corona membuat sejumlah Menteri Ekonomi kelabakan. Mereka khawatir, penerapan kembali PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar secara ketat akan merontokkan perekonomian yang saat ini sedang diupayakan agar bisa tumbuh.
Anies mengumumkan pemberlakuan kembali PSBB, Rabu (9/9) malam. PSBB akan diberlakukan total dan lebih ketat, mulai Senin (14/9). Efek domino rencana pemberlakuan PSBB ini yang bikin sejumlah menteri ekonomi kelabakan. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto yang pertama bereaksi.
Menurutnya, pasar bereaksi negatif atas kebijakan Anies. "Hari ini (kemarin), indeks masih ada ketidakpastian karena announcement (pengumuman) Gubernur DKI," ujarnya dalam acara Rapat Nasional Kadin Indonesia di Jakarta, kemarin.
Baca Juga: Gak Masuk Geng Menteri 'Musuh', Erick Mah di Pihak Anies
Baca Juga: Anies Kunci Jakarta, Mensos Buka-bukaan soal Kepastian Bansos Warga DKI
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ini menyinggung rem mendadak yang diinjek Anies. Dia menyarankan, seharusnya kebijakan yang dibuat tidak mengganggu kepercayaan masyarakat. Sebab ekonomi tidak hanya terpaku pada aspek fundamental. Tetapi juga dipengaruhi sentimen pasar modal.
Apa yang diomongin Airlangga ini memang terbukti di pasar modal, kemarin. Pelaku pasar langsung panik. Akibatnya, pembukaan perdagangan kemarin dibuka memerah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level 5.084,32.
Pada perdagangan kemarin, fluktuasi IHSG paling tinggi hanya 5.084,48. Sedangkan level terendahnya mencapai 4.878,28. Alhasil, pada penutupan perdagangan, IHSG hanya berada di level 4.891,46, terkoreksi 257,92 poin, atau 5,01 persen.
Saking mengkhawatirkannya, Bursa Efek Indonesia sempat membekukan sementara perdagangan saham. "Kami menginformasikan bahwa, Kamis 10 September 2020 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) di Bursa Efek Indonesia pada pukul 10.36 waktu JATS yang dipicu penurunan IHSG mencapai 5 persen," ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono.
Kembali lagi ke Airlangga, Ketua Umum Golkar itu membandingkan kejadian kemarin, dengan posisi saham di awal April yang masih mengalami penguatan. Baik di sektor properti, perumahan, dan konstruksi. Begitu juga nilai tukar.
Dibandingkan awal April, Rupiah sempat menguat 9,73 persen terhadap dolar AS.Lebih rinci lagi, Airlangga mengatakan, sebelum Anies ngerem mendadak, sejumlah industri mulai melejit. Sebut saja industri dasar dan kimia naik 28,91 persen, aneka industri 26,24 persen, dan pertanian 33,70 persen.
Begitu juga industri keuangan naik 20,94 persen, pertambangan 20,96 persen, barang konsumen 19,25 persen, infrastruktur dan transportasi 8,37 persen, perdagangan, jasa, serta in vestasi 7,46 persen.
Selain menunjukkan urusan ekonomi kena dampak keputusan Anies, Airlangga juga mengklarifikasi pernyataan Anies terkait terbatasnya tempat tidur di rumah sakit akibat meningkatnya warga Jakarta yang kena Corona.
"Tidak ada kapasitas kesehatan yang terbatas, karena pemerintah mempunyai dana yang cukup dan pemerintah akan terus menambah kapasitas bed sesuai dengan kebutuhan," kata Airlangga.
Airlangga menunjuk beberapa tower di Wisma Atlet Kemayoran masih bisa dipakai. Lalu, Airlangga juga menyebut akan menyiapkan hotel-hotel bintang 2 dan 3 untuk perawatan pasien.
Setelah Airlangga, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita juga memberikan komentar keputusan Anies. Dia khawatir, penerapan PSBB total di Jakarta justru menekan sektor manufaktur. "Apalagi kalau diikuti provinsi lain yang akan menerapkan PSBB ketat,” tegasnya.
Soal capaian industri, Agus menyebut, utilisasi sektor manufaktur belakangan ini mulai membaik. Jika dipersentasekan, angkanya di kisaran 5354 persen. Targetnya, pada akhir tahun ini mencapai 60 persen. Sebagai catatan, utilisasi sektor manufaktur sempat jatuh hingga lebih dari 50 persen per Mei 2020.
Padahal sebelum pandemi ini melanda, persentasenya di kisaran 60 persen.Kendati begitu, Agus tetap memastikan, bagi pemerintah tetap kesehatan yang utama. "Ini enggak bisa ditawar," kata politisi Golkar ini.
Di sisi lain, Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto mengingatkan, agar tuas rem yang ditarik Anies tidak menghambat distribusi dan logistik. Mengingat, sekitar 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) berasal dari konsumsi. Alhasil, jika distribusi terhambat, efeknya memangkas pertumbuhan ekonomi.
Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar juga ikut ngomentarin kebijakan Anies. Dia menilai, perlu pendekatan khusus memitigasi dampak PSBB terhadap ekonomi. Tujuannya, agar penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal II tak terjadi lagi di kuartal IV. Mahendra menilai, pemulihan ekonomi di semester II wajib dilakukan jika tidak ingin perekonomian secara keseluruhan anjlok.
"Kita harus berupaya mencari langkahlangkah yang bisa mensinergikan keduanya (kesehatan dan ekonomi). Kita harus menjaga kese im bangan sebaikbaiknya," imbuh dia.
Menanggapi berbagai komentar itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria belain bosnya. Menurut Riza, PSBB total merupakan upaya Pemprov DKI mengutamakan keselamatan dan kesehatan warga, seperti arahan Presiden Jokowi. Karena itu, dia meminta, kebijakan ini dimengerti semua pihak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: