Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awas, China dan AS Berebut Dukungan Negara-negara ASEAN

Awas, China dan AS Berebut Dukungan Negara-negara ASEAN Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rivalitas China dengan Amerika Serikat (AS) makin keras. Kedua negara itu mengeluarkan pernyataan saling menjatuhkan untuk merebut hati negara-negara ASEAN.

Dalam konferensi video virtual bersama para Menteri Luar Negeri ASEAN pada Rabu (9/9/2020), Menteri Luar Negeri China Wang Yi memaparkan betapa bahayanya pengaruh Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia Timur.

Baca Juga: Diganggu Jet Tempur China, Presiden Taiwan Hampiri Pangkalan Pertahanan Udara

Wang menuding AS mendorong militerisasi di Laut China Selatan (LCS). Menurutnya, Kehadiran AS di LCS hanya memicu konflik ketimbang men- ciptakan keseimbangan.

“Amerika Serikat menjadi faktor paling berbahaya yang merusak perdamaian di Laut China Selatan,” sebut Wang Yi dikutip Xinhua, Kamis (10/9/2020).

Konferensi virtual negara ASEAN itu digelar beberapa hari setelah Beijing meluncurkan rudal balistik sebagai bagian dari latihan tembak di perairan yang menjadi titik ketegangan.

Beijing mengklaim kepemilikan sebagian besar LCS yang kaya sumber daya dengan meng- gunakan patokan sembilan garis putus-putus (nine dash lines). Klaim inilah yang kemudian memicu sengketa karena Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan yang juga mengaku memiliki teritori atas jalur perdagangan utama di Asia-Pasifik itu.

Wang Yi menyinggung keterlibatan AS terkait sengketa LCS. Menurutnya, negera itu tidak memi- liki teritori di LCS tetapi berpotensi mendorong militerisasi di LCS. Wang Yi menegaskan, kepen- tingan terbesar China di perairan itu adalah perdamaian dan stabilitas. Sebaliknya, AS mencip- takan ketegangan dan mencari keuntungan.

Untuk diketahui, China saat ini terus memperkuat klaimnya atas LCS. Antara lain, dengan mem- bangun pulau kecil di terumbu karang menjadi pangkalan militer lengkap dengan landasan terbang dan fasilitas pelabuhan.

Langkah Beijing itu sebagai bentuk penolakan terhadap putusan pengadilan internasional yang didukung PBB pada 2016 bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.

KTT ASEAN tahun ini adalah pertemuan pertama sejak AS mengumumkan sanksi terhadap 24 puluhan perusahaan China atas pembangunan pulau-pulau buatan di perairan yang disengketakan.

Tidak kalah keras, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mendesak negara-negara ASEAN untuk memutuskan hubungan dengan perusahaan China yang membantu membangun pulau buatan di LCS.

Pompeo mengatakan, sudah waktunya bagi negara-negara Asia Tenggara untuk mempertimbangkan kembali hubungan dengan perusahaan China yang membantu militer China di Laut China Selatan.

“Jangan biarkan Partai Komunis China menginjak-injak rakyat. Jangan hanya angkat bicara, tapi bertindaklah,” seru Pompeo kepada 10 menteri luar negeri ASEAN saat pertemuan puncak secara virtual, Kamis (9/9/2020).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: