Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perih! Lapisan Es Greenland Seluas 100 Km Kembali Terpecah-pecah

Perih! Lapisan Es Greenland Seluas 100 Km Kembali Terpecah-pecah Kredit Foto: SINDOnews
Warta Ekonomi, Copenhagen -

Sebongkah besar es telah lepas dari lapisan es terbesar yang tersisa di Kutub Utara - 79N, atau Nioghalvfjerdsfjorden - di timur laut Greenland.

Bagian yang terlepas memiliki luas sekitar 110 kilometer persegi; citra satelit menunjukkan ia telah terpecah-belah menjadi banyak bagian kecil.

Baca Juga: Greenland Kehilangan 586 Miliar Ton Es pada 2019

_114354027_spalte_640-nc.png

Para ilmuwan mengatakan kehilangan ini menambah bukti bahwa perubahan iklim terjadi dengan cepat di Greenland.

"Atmosfer di wilayah ini telah menghangat sebesar 3C sejak 1980," kata Dr. Jenny Turton.

"Dan pada 2019 dan 2020, ia mencatat rekor temperatur musim panas," kata peneliti Universitas Friedrich-Alexander di Jerman itu kepada BBC News.

Nioghalvfjerdsfjorden memiliki panjang kira-kira 80 km dan lebar 20 km dan berada di ujung Arus Es Greenland - tempat ia mengalir dari daratan ke samudera dan menjadi terapung di lautan.

Pada ujung terdepannya, gletser 79N terbelah menjadi dua, dengan satu bagian kecil berbelok langsung ke utara. Bagian inilah, disebut Gletser Spalte, yang sekarang telah hancur.

Badan es itu sudah retak parah pada 2019; cuaca hangat musim panas ini telah menjadi 'serangan' terakhir yang menghancurkannya. Gletser Spalte telah menjadi kumpulan gunung es.

Perhatikan baik-baik citra satelit di atas dan suhu udara lebih tinggi yang tercatat di wilayah tersebut tampak jelas dari sejumlah besar kolam lelehan yang berada di atas lapisan es.

Kehadiran air dalam bentuk cair kerap menjadi masalah bagi lapisan es. Jika air mengisi celah-celah retakan, ia bisa melemahkan lapisan es melalui proses yang disebut hydrofacturing.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: