Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Langsung dari Kantor Presiden, BGS Komentari PSBB Ala Anies: Dampaknya Kita Lihat Ada

Langsung dari Kantor Presiden, BGS Komentari PSBB Ala Anies: Dampaknya Kita Lihat Ada Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri prosesi penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama oleh Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto dan Regional Director IFC East Asia & Pacific Vivek Pathak pada Senin, 13 Juli 2020 yang dilakukan melalui digital conference. | Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin, saat memberikan keterangan pers dari Kantor Presiden, Rabu (16/9), ikut bersuara terkait pengetatan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta yang mulai berlaku Senin (14/9).

BGS, sapaan akrabnya, menilai pengetatan PSBB di ibu kota berdampak kepada perekonomian. "Memang PSBB dampaknya kita lihat ada," katanya.  Baca Juga: Bos Djarum Oei Hwie Tjhong Protes PSBB, Anis: Pemimpin Jangan Plinplan

Namun demikian, ia melihat kepercayaan pasar dalam waktu singkat telah kembali. Hal tersebut terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Kalau saya lihat IHSG sudah kembali di atas 5.000 dalam beberapa hari terakhir dan saya harapkan ke depannya akan terus membaik," ujarnya. Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Bisa Minus Lebih dari 2,1% Imbas PSBB Jakarta

Sementara itu, terkait anggaran PCPEN yang mencapai Rp695,2 triliun, ia memaparkan, anggaran difokuskan kepada dua aspek. Keluarga termiskin dan pekerja usaha mikro kecil dan menengah.

"Terkait anggaran pandemi, yang tadi disampaikan untuk kami di ekonomi adalah memastikan keluarga termiskin bisa hidup dengan normal dan pekerja UMKM bisa berusaha dengan normal. Sehingga 85% dana memang dialokasikan untuk bansos dan bantuan UMKM, sedangkan 15% dialokasikan untuk program kesehatan," katanya.

Lanjutnya, kemudian ada BLT gaji, yang juga merupakan salah satu program Satgas PEN. Sampai dengan akhir bulan lalu, sudah terserap Rp3 triliun. Diharapkan pada akhir September sudah terserap Rp7 triliun atau naik 120%.

"Sehingga bisa (salurkan) Rp10 triliun hingga Rp12 triliun di gelombang pertama. Dan akan ada gelombang kedua di Oktober-November dengan jumlah yang kira-kira sama. Jadi ancer-ancer kami, antara Rp25 triliun sampai Rp30 triliun bisa disalurkan dalam lima bulan terakhir ini. Dan batch 3,4,5 kami harapkan bisa disalurkan dari sekarang sampai akhir September dengan total Rp8,8 triliun," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: