Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngeri! Bandingkan dengan Krisis Global 2008-2009, Sri Mulyani: Dampak Covid-19 Sangat Kompleks

Ngeri! Bandingkan dengan Krisis Global 2008-2009, Sri Mulyani: Dampak Covid-19 Sangat Kompleks Menkeu Sri Mulyani bersama Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) didampingi (kiri ke kanan) menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/6/2020) terkait percepatan pemulihan ekonomi nasional terutama untuk sektor riil. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/foc. | Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan negara anggota Asian Development Bank (ADB) untuk bersama menangani dampak pandemi Covid-19 di bidang kesehatan dan perekonomian.

"Situasi sekarang sangat kompleks dan menimbulkan ironi permasalahan pada beberapa negara, dan itu dialami juga sebagai permasalahan dunia yang buruk. (Sebelumnya) ada isu perubahan iklim dan sekarang pandemi Covid-19 dan tidak ada perbedaan batas negara dari permasalahan ini," ujar Menkeu Sri Mulyani seperti dilansir situs resmi Kemenkeu, Jakarta, Sabtu (19/9/2020).

Jika dibandingkan dengan global financial crisis yang terjadi pada 2008-2009, Menkeu berpendapat bahwa saat itu secara global negara-negara bersama-sama mencoba untuk menyelamatkan ekonomi, di mana setiap negara mengalami permasalahan yang sama dengan tantangan yang sama dan dengan ancaman yang sama di bidang ekonomi mereka.

Baca Juga: Anak Soeharto Belum Juga Bayar Utang Negara, Sri Mulyani Langsung Cekal

Baca Juga: Banyak Perusahaan Hindari hingga Gelapkan Pajak, Sri Mulyani Geram...

Namun, saat ini global harus berhadapan dengan berbagai macam isu perubahan global. Sebelumnya, dunia sedang dihadapkan pada permasalahan perubahan iklim dunia, kemudian saat ini sekaligus harus berhadapan dengan pandemi Covid-19.

"Saya pikir semua negara mempunyai insting untuk menutup perbatasan (karena Covid-19) dan mencoba melihat ke dalam negeri masing-masing. Dan karena itu saya katakan sekarang ini adalah situasi yang sangat menantang. Maka dari itu setiap pemimpin negara harus membutuhkan suatu kerja sama," kata Menkeu.

Kerja sama dalam penanganan Covid-19 tidak hanya sebatas dalam usaha untuk menemukan vaksin saja, namun juga bersama-sama untuk membantu dalam pemulihan ekonomi dunia.

Peran lembaga-lembaga multilateral sangat penting dalam hal ini. Untuk aspek kesehatan global, World Health Organization (WHO) harus mengambil peran utama dalam penanganan pandemi global ini.

Selain itu, lembaga keuangan multilateral seperti ADB, IMF dan World Bank harus juga secara bersama-sama membangun kembali kepercayaan global dalam usaha untuk pemulihan ekonomi dunia.

Dalam kesempatan itu, Menkeu juga menyampaikan pandangan optimisnya bahwa setelah pandemi Covid-19 terlewati, maka akan muncul suatu era globaliasasi baru yang merupakan wujud dari kerja sama antarnegara.

"Pandemi ini mengajarkan banyak hal pada kita. Kita tidak bisa hanya bekerja sendiri meskipun kita adalah negara yang besar. Kita akan selalu membutuhkan kerja sama global. Jadi, saya pikir dan saya harap setelah Covid-19 ini akan ada bentuk baru dari era globalisasi, yang lebih inklusif, lebih peduli, dan juga lebih melihat tidak hanya kepada pertumbuhan, tetapi juga keberlanjutan sehingga kita bisa mendapatkan lebih baik dari kerja sama ini. Ini adalah salah satu bentuk pandangan optimistis saya," tegas Menkeu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: