Profesor Denmark Sebut Covid-19 Lenyap dari Swedia, Berkat Herd Immunity?
Diwartakan RT, Swedia adalah satu-satunya negara Eropa yang menerima gagasan ini, dan memilih untuk tidak menerapkan penguncian.
Pertemuan lebih dari 50 orang dilarang, dan para lansia disuruh tinggal di rumah. Penggunaan masker tidak direkomendasikan, dan bar, restoran, sekolah, dan bisnis tetap buka.
Warga diminta untuk mempraktikkan jarak sosial dan bekerja dari rumah jika memungkinkan.
Denmark, sebaliknya, adalah salah satu negara Eropa pertama yang memberlakukan lockdown terhadap warganya. Semua sekolah ditutup dan pekerja non-esensial diperintahkan untuk tinggal di rumah.
Pertemuan lebih dari sepuluh orang dilarang, dan pusat perbelanjaan, bar, restoran, dan bisnis yang berhubungan dekat seperti salon dan pusat kebugaran ditutup.
Pembatasan itu dicabut pada Juni, tetapi negara itu telah mengalami lonjakan infeksi baru. pada Jumat (18/9/2020) Denmark melaporkan 454 kasus Covid-19, jumlah harian tertinggi sejak pandemi dimulai.
Meski dianggap telah mendapatkan kekebalan kelompok, Swedia membayar harga yang cukup mahal dengan 580 kematian per juta yang dialami negara itu akibat Covid-19. Angka itu lima kali lebih tinggi dari 109 kematian per juta yang dialami Denmark.
"Itulah yang telah mereka bayarkan. Sisi positifnya, mereka sekarang mungkin sudah selesai dengan epidemi," kata Sneppen.
Namun demikian, tingkat kematian Swedia masih lebih rendah daripada beberapa negara yang menerapkan penguncian yang ketat, seperti Spanyol dan Inggris, dengan masing-masing 652 dan 614 kematian per juta.
Terlepas dari jumlah korban tewas, pekan lalu kepala ahli epidemiologi Swedia, Anders Tegnell, mengatakan kepada France24 bahwa negara itu senang dengan strategi yang mereka terapkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: