Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh, Roket Nyasar Mendarat di Wilayah Anggota NATO Usai Menabrak...

Waduh, Roket Nyasar Mendarat di Wilayah Anggota NATO Usai Menabrak... Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Moskow -

Sebuah roket yang diluncurkan oleh Sweden Space Corporation (SSC) menyimpang dari jalurnya dan mendarat di pegunungan negara tetangga Norwegia, demikian konfirmasi pihak berwenang Swedia, Selasa (25/4/2023).

Muatan roket telah ditemukan dan diangkut kembali ke lokasi peluncuran di Swedia. Tidak ada korban cedera yang dilaporkan, dan penyelidikan sedang berlangsung.

Baca Juga: Finlandia Pamer Latihan Perdana Sebagai Anggota NATO, Lihat Tuh Kekuatannya

Roket TEXUS-58 meluncur dari Pusat Antariksa Esrange di Swedia utara pada Senin pagi. Roket ini "mengambil lintasan yang sedikit lebih panjang dan lebih ke arah barat dari yang diperkirakan dan mendarat setelah menyelesaikan penerbangan 15 kilometer ke Norwegia," sekitar 40 kilometer barat laut dari lokasi pendaratan yang direncanakan, kata SSC dalam sebuah pernyataan.

"Pesawat itu mendarat di pegunungan di ketinggian 1.000 meter, dan sepuluh kilometer dari pemukiman terdekat," kata juru bicara SSC Philip Ohlsson kepada Reuters.

SSC mengatakan bahwa mereka telah menghubungi pihak berwenang Swedia dan Norwegia "tak lama setelah mendarat." Muatan penelitian telah ditemukan dan diterbangkan kembali ke Esrange dengan helikopter. "Detail teknis di sekitar jalur penerbangan non-nominal" sekarang sedang diselidiki.

"Ini adalah penyimpangan yang kami anggap serius. Kami sekarang sedang menyelidiki alasan mengapa roket terbang lebih jauh ke arah barat laut daripada yang seharusnya," kata Marko Kohberg, kepala operasi roket dan balon di Esrange, seraya menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk berspekulasi.

Roket tersebut merupakan bagian dari program yang ditugaskan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA), dan terbang ke ketinggian 250 kilometer dengan tiga eksperimen mikrogravitasi di dalamnya.

Dua dari eksperimen tersebut, VIPer dan Perwaves, terkait dengan penelitian "transisi hijau", sedangkan yang ketiga, yang dijuluki ICAPS, menyelidiki proses pembentukan planet.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: