Raja Malaysia akan memainkan peran kunci pada apa yang terjadi selajutnya dalam kisruh politik di Negeri Jiran setelah pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim, mengklaim memiliki dukungan mayoritas untuk membentuk pemerintahan.
Raja, yang dikenal sebagai Yang di-Pertuan Agong, berencana mengadakan audiensi dengan Anwar Ibrahim segera untuk memberinya kesempatan untuk membuktikan pernyataannya. Sebelumnya pertemuan yang seharusnya dilakukan pada Selasa lalu itu ditunda karena alasan kesehatan. Hingga kini belum ada waktu pasti yang ditetapkan.
Baca Juga: Ingin Singkirkan Muhyiddin Yassin, Anwar Ibrahim Hubungi Raja
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menyatakan bahwa dia masih pemimpin yang sah dan mengecam upaya Anwar untuk mengguncang politik negara itu.
Berikut adalah beberapa cara Raja untuk dapat memutuskan menyelesaikan kebuntuan politik di Malaysia seperti disitir dari Bloomberg, Kamis (24/9/2020):
Menyerukan Pemilu
Raja memiliki kekuasaan untuk membubarkan Parlemen, setelah itu pemilihan umum (pemilu) harus diadakan dalam waktu 60 hari.
Anggota parlemen dari koalisi yang berkuasa dan oposisi telah menyerukan pemilihan umum dipercepat untuk menyelesaikan ketidakpastian politik untuk selamanya, ketika Tan Sri Muhyiddin dilantik pada bulan Maret lalu setelah runtuhnya pemerintah yang mengambil alih kekuasaan setelah pemilu 2018.
Muhyiddin juga dapat mengadakan pemilu, yang sebelumnya ia katakan mungkin dia lakukan jika koalisinya memenangkan pemilu di seluruh negara bagian Sabah Sabtu ini.
Mosi Percaya
Raja dapat meminta ketua majelis rendah untuk mengajukan sidang Parlemen berikutnya, yang saat ini ditetapkan pada 2 November, untuk mengadakan mosi percaya lebih cepat.
Pihak oposisi telah berencana untuk menantang dukungan Muhyiddin di Parlemen selama berbulan-bulan, tetapi Ketua Parlemen telah berulang kali menempatkan mosi di bagian bawah agenda.
Pada bulan Juli, perdana menteri membuktikan bahwa dia memegang mayoritas tipis di Parlemen ketika dia menggantikan ketua parlemen.
Menunjuk Perdana Menteri
Setelah mantan pemimpin Mahathir Mohamad tiba-tiba mengundurkan diri pada bulan Februari, Raja menghabiskan waktu berhari-hari untuk berbicara dengan setiap anggota parlemen untuk mencari tahu siapa yang mereka dukung, yang mengarah pada pengangkatan Muhyiddin.
Kali ini, tidak ada kekosongan kepemimpinan, jadi raja mungkin perlu mendesak perdana menteri saat ini untuk mundur jika Anwar Ibrahim mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen di Parlemen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: