Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pandemi Buat Pergerakan Industri 5.0 Lebih Cepat, Ini Alasannya

Pandemi Buat Pergerakan Industri 5.0 Lebih Cepat, Ini Alasannya Kredit Foto: TechCrunch
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahmad M. Ramli, mengatakan pandemi COVID-19 diprediksi mempercepat pergerakan ke industri 5.0. Menurut dia, jika semua terakses ke telekomunikasi akan mempercepat pergerakan dari 4 ke 5.

"Industri 4.0 ini memang luar biasa cepatnya, dan ada prediksi juga saat ini karena kita memasuki sesuatu yg sangat tidak terduga COVID-19, maka cepat ke 5.0," ujar Ramli dalam seminar daring Akselerasi Talenta Digital untuk Menyongsong Revolusi Industri 4.0.

Saat ini, menurut Ramli, Jepang telah selangkah lebih cepat dari negara lain dengan telah mulai berbicara tentang industri 5.0. Namun, Jepang lebih memilih menyebutnya Society 5.0. Konsep Society 5.0 merupakan paradigma society berbasis teknologi yang berpusat pada manusia.

Menurut Ramli, Society 5.0 masih sebatas konsep yang digulirkan oleh Jepang. Dengan latar belakang populasi generasi tua lebih banyak daripada generasi muda, Jepang memanfaatkan teknologi sebagai solusi dari masalah tersebut.

Sementara itu, Ramli mengatakan, Indonesia saat ini memiliki generasi sangat muda atau Gen Z sampai tua atau Veteran, yang diharapkan dapat mendukung industri 4.0.

Terlebih, Indonesia akan mendapat bonus demografi pada 2030-2035, dengan jumlah kelompok usia produktif mencapai dua kali lipat dibanding yang tidak produktif.

Ramli mengajak generasi muda untuk membangun kemampuan digital. Anak muda diharapkan dapat menciptakan aplikasi baru sebagai roda penggerak ekonomi Indonesia.

"Internet users 2020 kita sudah 175,5 juta, artinya 64 persen penetrasi nasional, naik 25 juta atau 17 persen di banding tahun sebelumnya," ujar Ramli.

Ramli mengatakan, mengutip laporan dari Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU), setiap 10 persen pertumbuhan broadband dapat meningkatkan pertumbuhan GDP 1,5 persen.

"Perkembangan broadband berujung pada pergerakan ekonomi dan lahirnya kesempatan kerja baru," Ramli menambahkan.

Kominfo saat ini telah memiliki program Digital Talent Penthahelix, yang merupakan kolaborasi pemerintah, bisnis, komunitas, akademis dan media. Kominfo juga telah memiliki Sekolah Tinggi Multi Media (MMTC) yang berlokasi di Yogyakarta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: