Kredit Foto: Reuters/Mario Anzuoni/File Photo
Karena banyak industri luar angkasa komersial yang berasal dari kontrak militer, tidak mengherankan SpaceX dianugerahi kontrak ini untuk membantu mengembangkan penggunaan Starship yang juga untuk militer.
Kontrak tersebut juga dapat membantu SpaceX dalam mendanai pengembangan kendaraan peluncuran superheavy.
Roket Falcon 9 SpaceX saat ini hanya memiliki kapasitas kargo untuk meluncurkan hingga 22 metrik ton kargo. Sementara Starship dan Superheavy dirancang untuk memanfaatkan teknologi yang dapat digunakan kembali. Elon Musk bahkan mengatakan bahwa suatu hari mereka akan dapat menggunakan kembali roket tersebut lebih dari 100 kali.
Kontrak baru datang tepat setelah SpaceX dianugerahi kontrak USD149 juta(Rp2,2 triliun) untuk membangun empat satelit pelacak rudal untuk Pentagon. Satelit ini akan terdiri dari sensor pelacak rudal inframerah sudut lebar.
SpaceX juga dianugerahi 40% kontrak miliar dolar dari Departemen Pertahanan untuk meluncurkan roket untuk Angkatan Luar Angkasa AS (60% dari kontrak diberikan kepada ULA). Kontrak baru dengan Militer AS juga memasukkan perusahaan Exploration Architecture Corporation sebagai bagian dari program penelitian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami