Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) terus berkomitmen untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa dan alumni di Politeknik maupun SMK PP lingkup Kementerian Pertanian. Kegiatan ini diharapkan ke depan akan mampu mencetak generasi muda pengusaha pertanian.
Terlebih lagi, pada masa pandemi Covid-19, kebutuhan akan wirausahawan muda bidang pertanian yang nantinya akan memasok pangan kepada masyarakat sangat dibutuhkan. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), generasi milenial harus dilatih dan diajak untuk memajukan sektor pertanian karena generasi milenial merupakan generasi penerus bangsa.
Baca Juga: Gandeng Perusahaan Kereta Swiss, Erick Thohir Boyong KAI Go International
“Sektor pertanian harus dibangun dan dilanjutkan, generasi yang paling tepat untuk melanjutkan pembangunan pertanian yaitu generasi milenial,” ujar SYL.
Senada dengan SYL, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menegaskan, “Pertanian ini merupakan sektor utama dalam ekonomi dan berkontribusi cukup besar terhadap PDB,” ujarnya.
Baca Juga: Program YESS Bentuk Generasi Muda Jadi Agen Pembangunan Pertanian
Jumlah generasi milenial di Indonesia sangat banyak dan kesempatan tersebut tidak boleh disia-siakan. Kementan pun terus berupaya untuk melahirkan petani milenial dan wirausaha muda pertanian. Namun, Kementan tidak bisa bekerja sendiri dan harus membutuhkan koordinasi dengan pengusaha di bidang pertanian,” pungkas Dedi.
Dalam rangka menghadirkan aktivitas kewirausahaan di kampus sekaligus membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, Pusat Pendidikan Pertanian berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri mengembangkan kewirausahaan. Hal ini seperti dicontohkan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) Jurusan Pertanian di Yogyakarta (Polbangtan YOMA) dengan menggandeng Kopi Merapi di Cangkringan Sleman.
Menurut Kepala Pusat Pendidikan Pertanian yang mengunjungi Warung Kopi Merapi beberapa waktu yang lalu, menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap pola kerja sama ini. "Kerja sama ini merupakan bentuk sinergi yang bagus dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa sekaligus membantu mengembangkan bisnis kopi", ungkap Ida Widhi Arsanti.
Warung Kopi Merapi berlokasi di lereng Gunung Merapi yang menyajikan kopi arabika dan robusta asli dari wilayah sekitar Cangkringan Sleman. Bagi penikmat kopi, warung ini sudah cukup terkenal karena selain menyajikan minuman kopi, warung ini juga menghadirkan pemandangan alam yang indah dari sisi selatan puncak Gunung Merapi. Selama masa pandemi Covid-19, warung ini tetap dikunjungi oleh para penggemar kopi dengan menerapkan protokol pencegahan covid.
Melalui kerja sama ini, Polbangtan Yoma berkontribusi dalam menyediakan beberapa peralatan pembelajaran penunjang bisnis dan juga memagangkan mahasiswanya di Warung Kopi Merapi untuk ikut menjadi pengelola bisnis ini. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat praktek langsung menangani bisnis ini. Selain itu, Polbangtan Yoma membantu dalam membuat media informasi pengolahan kopi dari mulai budidaya kopi, panen, penanganan pasca panen sampai dengan penyajian.
Selain dilokasi Warung Kopi Merapi, kerja sama ini juga dilaksanakan di dalam kampus Polbangtan Yoma dengan mengembangkan kafe kopi. Selama pandemi ini, "Cafe covid", para mahasiswa menyebut kafe kopi tersebut, mereplikasi usaha yang dilakukan di Warung Kopi Merapi.
Menurut Wakil Direktur 1 Polbangtan Yoma, yang sekaligus penanggungjawab Teaching Factory, menyampaikan bahwa dukungan dunia usaha dan dunia industri diperlukan dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa."Kerja sama dengan Warung Kopi Merapi menghadirkan pengalaman baru bagi para mahasiswa dalam memahami proses sebuah usaha bidang pertanian, khususnya kopi", ungkap Ananti.
Pusdiktan dan Polbangtan Yoma berharap kerja sama ini akan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dan alumni sehingga akan menghasilkan lebih banyak lagi para pengusaha muda pertanian di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih