Pembunuhan Guru Prancis, Ini Pesan Mendalam Dunia Islam Soal Terorisme
Muslim dan dunia Arab, Sabtu (17/10/2020), bersatu mengecam insiden pembunuhan seorang guru di Prancis. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang menyatakan solidaritas dengan rakyat Prancis.
Prancis dijadwalkan menggelar aksi untuk mengenang Samuel Paty (47 tahun). Sedangkan aksi nasional akan digelar pada Rabu (21/10/2020). Paty dibunuh, Jumat (16/10/2020), saat ia dalam perjalan dari sekolah rumahnya di Conflans-Sainte-Honorine, pinggiran Paris.
Baca Juga: Rakyat Prancis Kenang dan Beri Penghormatan pada Tewasnya Guru yang Diskusikan Karikatur Nabi
Penyerangnya adalah Abdullakh Anzorov (18 tahun) ditembak hingga tewas oleh polisi. Sang pelaku adalah keturunan Chechnya yang lahir di Moskow, Rusia.
Anzorov telah tinggal di Prancis sejak usia enam tahun, saat ia dan keluarganya mendapat status pencari suaka. Ia sendiri bahkan tahun ini mendapat status izin tinggal di Prancis.
Laman Arab News menyatakan, Kemenlu Saudi juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban, Pemerintah Prancis, dan rakyat Prancis. Saudi mengatakan mereka menolak semua bentuk kekerasan, ekstremisme, dan terorisme.
Saudi juga mengulangi seruannya untuk menghormati simbol-simbol keagamaan. Saudi meminta semua pihak untuk menahan diri agar tidak memercik kebencian dengan menghina agama mana pun.
Ketua Liga Muslim Dunia Sheikh Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa mengatakan, seluruh agama menilai tindakan kekerasan dan terorisme adalah kejahatan. Ia menekankan pentingnya upaya untuk memerangi terorisme dan mencabut akarnya, termasuk memberantasi ideologi ekstremis yang mendukung kejahatan semacam itu.
Al-Issa juga mendesak agar para pemimpin Prancis menentang semua bentuk teror. Prancis, katanya, melanjutkan upaya mereka memberantas apa pun yang bisa merusak keamanan dan stabilitas.
Di pusat ilmu Al-Azhar, di Kairo, Mesir mengecam kejahatan sadis yang terjadi di Prancis dan semua bentuk teror lain.
Al-Azhar menyatakan, "Pembunuhan adalah kejahatan yang tidak bisa dibenarkan dengan dalih apa pun. Al-Azhar juga menggarisbawahi seruannya yang terus-menerus untuk mengecam ujaran kebencian dan kekerasan dan membela pentingnya untuk menghormati kesucian dan sosok keagamaan, menahan diri agar tidak memantik kebencian melalui penghinaan terhadap agama."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: