Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, saat ini green product menjadi tren di dunia atau global. Karena itu, Indonesia harus cermat memanfaatkan peluang ini dengan mengelola sumber dayanya secara efektif.
Hal itu disampaikan dalam rapat virtual yang antara lain dihadiri oleh perwakilan ITB, UGM, PT INKA, PLN, dan BMKG untuk mendiskusikan berbagai elemen terkait penyusunan strategi hilirisasi SDA Indonesia serta pengembangan green product.
Baca Juga: Luhut Kantongi Rp11 Triliun dari Bank Ekspor Impor AS
Seperti diketahui, green product merupakan produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang.
Menurutnya, sebagai negara yang kaya dengan bahan mineral dan sumber energi tidak terbarukan (batu bara) dan terbarukan (hydropower, geothermal), Indonesia harus bisa mengoptimalkan penggunaan SDA tersebut dengan memperoleh nilai tambah yang sebesar-besarnya.
"Sebagai negara kaya dengan mineral dan sumber daya alam, Indonesia harus mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dengan nilai tambah sebesar-besarnya," ujar Luhut dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/10/2020).
Selama 120 tahun terakhir, tren supercycle dari komoditas seperti base metals serta minyak bumi dan batu bara disebabkan oleh industrialisasi dari Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan China. Oleh karena itu, penting untuk mendorong hilirisasi SDA mineral di Indonesia.
"Jadi untuk memanfaatkan next supercycle yang diperkirakan akan muncul dari tren perubahan kebijakan yang mengutamakan low carbon emission energy dan green product, global economic recovery, serta proses urbanisasi dari negara-negara berkembang," ungkap dia.
Indonesia akan mengoptimalkan sumber daya energi terbarukan dan rendah emisi seperti hydropower yang dikombinasikan dengan kawasan industri untuk dapat mendorong proses industrialisasi yang menghasilkan produk-produk rendah emisi.
Pemerintah juga akan membentuk tim terpadu lintas K/L untuk menyusun strategi hilirisasi SDA Indonesia serta pengembangan green product, terutama menyiapkan skema insentif dan disinsentif agar mempercepat eksekusi serta keterlibatan sektor swasta.
"Selama ini Indonesia memiliki semua bahan-bahan baku. Kita yang tidak pernah memperhatikan ini, hanya gali-gali dan ekspor. Berbagai jenis base metal memiliki peran tersendiri dalam aktivitas konstruksi dan industri. Ini peluang kita untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri," jelas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum