Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kolom: Pasar Kelas Menengah Muslim di Indonesia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta- Pasar kelas menengah muslim bakal menjadi pasar dominan di Indonesia karena dua alasan. Pertama, secara size memang luar biasa besar. Ya, sekitar 87% (2010) masyarakat Indonesia adalah muslim. Kedua, sejak beberapa tahun terakhir muncul tren kegairahan baru peradaban Islam di Indonesia yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi (maraknya bank syariah), ilmu pengetahuan, seni dan budaya (maraknya novel dan film bertema keislaman), dunia dakwah (fenomena ustad kontekstual), gaya hidup (tren hijabers), hingga kewirausahaan (menjamurnya komunitas wirausahawan muslim). Kegairahan baru ini berpotensi semakin mendorong menggeliatnya pasar lukratif ini.

Kalau dalam buku Consumer 3000 (2012), kami konfiden mengatakan bahwa pasar kelas menengah merupakan “the biggest and the most profitable market in Indonesia”, maka tak berlebihan jika kini kami mengatakan bahwa pasar konsumen kelas menengah muslim merupakan “the biggest and most profitable middle class segment in Indonesia”. Adanya potensi yang demikian besar, tentu saja segmen ini tidak bisa diabaikan begitu saja oleh para pemasar, baik dari industri besar, menengah, maupun kecil. Mengabaikan pasar ini berarti Anda akan menyesal selamanya.

Selama setahun terakhir, kami intens mengamati pasar kelas menengah muslim di Indonesia. Puncaknya, bulan puasa mendatang kami akan meluncurkan hasil survei kualitatif/kuantitatif mengenai perilaku dan prospek pasar menggiurkan ini. Dari pengamatan tersebut, kami melihat sektor-sektor yang bakal tumbuh pesat.

 

Eksistensi Bank Syariah  

Sejak pertama kali dirintis Bank Muamalat pada tahun 1991, bank syariah di Indonesia tumbuh luar biasa mencapai hampir 40% tiap tahunnya, jauh melebihi pertumbuhan bank konvensional yang tak sampai 20%. Memang penetrasinya belum mencapai 5% (total aset) dari total pasar perbankan, namun geliat perkembangannya sungguh menjanjikan. Hingga akhir 2013, setidaknya kita telah memiliki 11 bank umum syariah (BUS), 23 bank syariah dalam bentuk unit usaha syariah (UUS), dan 160 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Kantor cabangnya mencapai 2.925 dan telah menggaet sekitar 12 juta lebih akun nasabah dengan dana pihak ketiga (DPK) yang diraup mencapai lebih dari Rp 175 triliiun. Luar biasa!!!

 

Fesyen Hijab

Tren bisnis hijab meroket seiring dengan tren berhijab yang kian moncer. Frekuensi pembelian makin meningkat. Variasi model dan warna semakin dikehendaki oleh para konsumen. Bagi yang muda, pertama kali berhijab adalah momen transformasi bahwa diri mereka sudah menjadi lebih dewasa. Bagi kalangan yang lebih senior, berhijab adalah upaya menjalankan nilai-nilai agama yang telah diperintahkan. Revolusi hijab terjadi di mana-mana dan menjangkiti berbagai kelompok usia.

Di samping itu, influencer-nya sebagai pendongkrak pasar ini juga datang dari mana-mana. Mulai tokoh sinetron yang berhijab, artis yang bangga berbusana muslimah, hingga desain yang kian menarik dan terpajang di berbagai ritel fesyen muslim. Apalagi berhijab semakin menunjang aspek penampilan. Wanita yang pada dasarnya sudah stylish semakin dimanjakan dengan penampilan yang fashionable lewat hijab. Melalui hijab, aspek spiritual dan sosial (tampil menawan di hadapan orang lain) dari kelas menengah muslim kian terakomodasi.

 

Halal Foods

Pasar lain yang bakal meroket adalah makanan/minuman dengan label halal. Hal ini terjadi karena kelas menengah muslim semakin sadar mengenai pentingnya menjaga kehalalan dari makanan/minuman yang mereka konsumsi. Aspek spiritual semakin mendapat prioritas dalam berbagai lapangan kehidupan, termasuk kuliner. Seiring waktu, pemahaman kelas menengah muslim akan nilai-nilai agama semakin meningkat. Hal ini tidak lepas dari perkembangan informasi yang kian cepat dan melimpah.

Salah satu channel informasi yang kian mendongkrak kesadaran label halal adalah media sosial. Media sosial kini kian masif menjadi medium terbuka untuk bertanya, memberi informasi, dan mendiskusikan berbagai topik mengenai makanan/minuman halal. Akun media sosial @halalcorner jadi contoh akun yang secara khusus mendedikasikan diri untuk mengedukasi umat muslim melalui medium baru ini.

 

Pendidikan Islami

Sekolah-sekolah bermuatan dan bernuansa Islami juga bakal kian marak di Tanah Air. Ada beberapa faktor penarik merebaknya pendidikan bernuansa Islam. Pertama adalah kebutuhan akan pendidikan karakter Islam. Di dunia yang berubah cepat dan kian moderen, orang-orang tua muslim semakin melihat bahwa karakter Islam merupakan nilai-nilai yang kian penting untuk dijadikan pegangan bagi anak-anak mereka. Globalisasi yang semakin merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan menuntut pendidikan yang mampu memberikan bekal kepada anak didik untuk merespons globalisasi dengan arif melalui kematangan karakter. Di sini pendidikan Islam menjadi solusi yang “cespleng”.

Karena itu bisnis pendidikan yang sanggup memberikan solusi tersebut melalui pembentukan karakter keislaman akan semakin diminati orang tua kelas menengah muslim. Di samping pengetahuan dan ketrampilan umum seperti bahasa Inggris dan teknologi informasi, anak didik juga memerlukan tameng nilai-nilai keislaman yang memungkinkan mereka arif merespons moderenitas dan globalisasi. Nah, sekolah-sekolah yang bisa menggabungkan keduanya akan mendapat tempat di hati orang-orang tua kelas menengah muslim.

Kami melihat, mempelajari, memahami, dan mendalami kelas menengah muslim adalah pekerjaan rumah paling penting bagi para pemasar saat ini. Mumpung geliat pasar kelas menengah muslim ini masih di fase awal, maka Anda masih punya waktu untuk mengeksplorasinya. Ke depan, seiring dengan kian tumbuhnya pasar ini, kebutuhan dan perilaku mereka akan semakin kompleks. Oleh karena itu, tak ada kata lain kecuali Anda harus mulai menggarapnya sekarang. Persis seperti dibilang Elvis Presley, “now or never”: Bergerak sekarang, atau Anda tak akan mendapatkannya selamanya. “Let’s get action!!!”

 

Penulis:Yuswohady (Managing Partner, Inventure) & Ikhwan Alim (Business Analyst, Inventure)

Sumber: Majalah Warta Ekonomi No 10/2014

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Arif Hatta

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: