Pemprov DKI Jakarta terus berupaya menjadikan Jakarta sebagai kota yang maju dan bahagia warganya. Dalam pembangunan, masyarakat terlibat dan bisa merasakan kemajuannya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengatakan, kritik siapapun terhadap Kota Jakarta tentunya menjadi obat bagi Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama dirinya untuk terus meningkatkan dan memperbaiki kota Jakarta sebagai kota yang maju dan bahagia warganya.
"Siapa pun memberikan masukan kritik kami anggap sebagai obat untuk menyemangati kami, memotivasi kami untuk terus berbuat dan meningkatkan kinerja, perbaikan dan kualitas daripada kota Jakarta ke depan," kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Baca Juga: Mahfud Ungkap Gatot Nyatakan Diri Terima Bintang Mahaputera, Hanya Saja...
Ariza menjelaskan, pembangunan yang dilakukan di Jakarta sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang capaiannya sudah bisa dilihat dan dirasakan masyarakat.
Selain itu, lanjut Ariza, dalam pembangunannya, semua masyarakat dilibatkan, mulai dari partai politik, melalui DPRD DKI, organisasi masyarakat, komunitas, tokoh agama, tokoh pemuda, dan sebagainya.
"Inilah kota Jakarta yang kita bangun bersama dengan segala kelebihan dan kekurangannya. kami terus membangun untuk kepentingan warga Jakarta dan tentu untuk kepentingan masyarakat banyak termasuk kepentingan bangsa negara," pungkasnya.
Untuk diketahui, Megawati mengatakan kondisi Jakarta amburadul. Menurutnya, kondisi Ibu Kota negara saat ini berbeda saat ia dan keluarga awal pindah ke Jakarta dari Yogyakarta di era 1950-an.
Dia bilang demikian karena Jakarta tidak berhasil meraih penghargaan city of intellect atau kota intelektual. Penghargaan kota intelektual merujuk riset yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas.
Baca Juga: Kenapa Nih, Demokrat Kaitkan Habib Rizieq dengan Megawati, Sampai Ucap: Bu Mega Diktator
"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini, tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi City of Intellect bisa dilakukan. Tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," tutur Megawati dalam acara Dialog Kebangsaan Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indonesia di Era Milenial secara virtual, Selasa (10/11/2020).
Sementara itu, predikat penghargaan tersebut diraih Kota Semarang, Solo, dan Surabaya. Megawati pun membanggakan tiga kota tersebut yang dipimpin kader PDIP selaku wali kota.
"Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya. Itu adalah anak-anak dari partai saya," kata Megawati.
Baca Juga: Megawati Sebut Jakarta 1950 Indah, Saksi Hidup Jakarta Bantah: Banyak 'Keong'
Megawati pun menceritakan istilah kota ilmu pengetahuan itu diingatnya dicetuskan oleh ayahnya yang tak lain sang proklamator Presiden pertama RI, Soekarno atau Bung Karno. Saat itu, Bung Karno pertama kali memberikan predikat 'Kota Mahasiswa' saat menandatangani prasasti gedung UNJ pada 1953.
Terkait itu, ia mengaku memang menitipkan pesan kepada kader PDIP yang menjadi kepala daerah agar menjadikan suatu kota sebagai pusat ilmu pengetahuan dan peradaban sebuah bangsa.
"Saya bila ke Hendi ketika saya rekomendasi, tugasmu cuma satu, bikin Kota Semarang jadi bagus," ujar Presiden kelima RI tersebut.
Baca Juga: Jarang Nongol, Sekalinya Nongol Eh Megawati Bikin Heboh
"Sama juga sama Rudy di Solo. Saya tugasi, tolong bikin rakyat di Solo nyaman. Saya dengar universitas di sana ini juga buka bagian boga. Bayangkan Kota Solo itu makanannya enak-enak. Saya pernah diajak kawan saya, mau salat Subuh, kembali salat Subuh lagi, untuk wisata kuliner, rasanya enak dan murah meriah," lanjut Megawati.
Adapun penghargaan kota intelektual berdasarkan riset oleh tim yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas. Ia pun menyayangkan, UNJ yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori City of Intellect. Padahal, pencanangan status tersebut atau prasasti pertama kali ada justru berada di sana.
"Jadi, para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau ke mana," ujar Megawati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti