Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Georgia Milik Joe Biden, Isyarat Lepas Pemerintahan Lama Terlihat dari Donald Trump

Georgia Milik Joe Biden, Isyarat Lepas Pemerintahan Lama Terlihat dari Donald Trump Kredit Foto: Antara/REUTERS/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Washington -

Joe Biden memenangkan negara bagian Georgia. Sementara, Donald Trump menyiratkan kemungkinan pemerintahan baru pada Januari mendatang, meski tetap enggan mengakui kekalahan.

Presiden terpilih AS Joe Biden memenangkan negara bagian Georgia, menurut proyeksi BBC, menjadikannya calon Demokrat pertama yang memenangkan negara bagian itu sejak 1992.

Baca Juga: Donald Trump Masih Malu-malu Akui Biden Menang Pilpres AS

Kemenangan tersebut memperkuat kemenangan Biden, memperbesar perolehan suara elektoralnya menjadi 306. Sementara, Presiden Donald Trump diproyeksikan untuk memenangkan North Carolina dan meraih 232 suara.

Trump yang tampak tenang, masih menolak untuk mengakui kekalahannya, tapi untuk pertama kalinya menyiratkan kemungkinan adanya pemerintahan baru pada bulan Januari mendatang. Namun, calon dari Republik itu tidak menyebut nama Biden saat melakukan briefing penanganan virus corona, penampilan resmi pertamanya setelah pemilu.

"Pemerintahan ini tidak akan melakukan karantina wilayah (lockdown)," kata Trump di White House Rose Garden, di tengah melonjaknya jumlah kasus Covid-19 di negara itu.

"Mudah-mudahan ... apa pun yang terjadi di masa depan - siapa yang tahu pemerintahan mana yang akan memimpin. Saya rasa waktu yang akan menjawabnya," ujar Trump (13/11/2020).

Presiden tidak menerima pertanyaan dari wartawan

Sejumlah pihak sudah mendesak Trump untuk mengakui kemenangan Biden dan membantu mempersiapkan proses transisi ke pemerintahan selanjutnya. Georgia dan North Carolina adalah negara bagian terakhir yang menentukan hasil Pilpres AS.

Suara elektoral Biden sama dengan suara yang dicapai Trump dalam kemenangannya atas Hillary Clinton pada 2016. Penghitungan ulang manual akan dilakukan di Georgia karena selisih tipis antara kedua kandidat, tetapi tim Biden mengatakan mereka tidak melihat hasilnya akan berubah.

Presiden Trump telah meluncurkan berbagai upaya legal di negara-negara bagian utama dan melontarkan tuduhan yang tidak berdasar tentang kecurangan pemilu yang meluas.

Timnya melayangkan gugatan di Arizona pada hari Jumat (13/11/2020), setelah hasil perhitungan suara menunjukkan kemenangan Biden di negara bagian itu. Sebelumnya, Biden juga mencatat kemenangan di Arizona.

Semakin lebarnya perolehan suara Biden ini terjadi di tengah pernyataan para pejabat senior AS yang bertanggung jawab menggelar pemilihan presiden bahwa pilpres tahun ini adalah yang paling bersih dalam sejarah negara tersebut.

Arizona memiliki suara elektoral 11, dan kemenangan Biden diproyeksikan pada 7 November lalu setelah melewati perolehan 270 suara elektoral. Kemenangan Biden di Arizona dengan margin tipis, sekitar 11.400, namun negara bagian ini belum pernah menang untuk Demokrat sejak 1996.

Pada 2016, Trump dari Partai Republik mencatat kemenangan 3,5%. Merebut kembali negara bagian itu merupakan kemenangan penting bagi tim Biden, yang berupaya mencari dukungan suara anak-anak muda Latin.

Capaian di Arizona ini juga semakin menguatkan kemenangan Biden dan wakilnya Kamala Harris, di tengah penolakan Trump dan anggota Partai Republik untuk mengaku kalah.

Secara nasional, Biden unggul sekitar 5,3 juta suara dari Trump, dengan meraih 78 juta suara. Namun pemenang dalam pemilihan di AS ditentukan oleh suara elektoral dari negara-negara bagian.

Biden telah mulai mulai membentuk gugus tugas antivirus corona dan menyatakan mengatasi pandemi adalah prioritas utamanya.

Sementara itu Trump tetap menolak dengan mengeluarkan serangkaian cuitan dan mengklaim bahwa suaranya dicuri, tanpa memberikan bukti, hanya menyebut suara lewat pos seperti Philadelphia di Pennsylvania.

Kemenangan suara elektoral di negara bagian inilah yang memastikan proyeksi kemenangan Biden. Biden juga dilaporkan akan mempersiapkan serangkaian langkah yang akan diterapkan begitu dia dilantik pada Januari mendatang.

Sejumlah langkah itu termasuk memberitahukan kepada PBB bahwa Amerika akan bergabung kembali dengan upaya mengatasi perubahan iklim, mencabut langkah Presiden Trump menarik diri dari perjanjian Paris.

Selain itu, Biden dilaporkan akan mencabut larangan masuk dari sejumlah negara Muslim, yang diterapkan pemerintah Trump. Dari kubu Trump di Partai Republik sebagian besar tak berkomentar namun satu laporan di media AS menyebut, penasehatnya dan juga menantu, Jared Kushner dilaporkan membujuknya untuk mengaku kalah.

Tim legal Trump memulai upaya legal hari Senin (9/11/2020) atas hasil suara elektoral sejauh ini. Sebelumnya tim legal telah mengajukan gugatan hasil di sejumlah negara bagian, namun beberapa klaim telah ditolak oleh pengadilan.

Menyerukan persatuan dalam pidato kemenangan

Dalam pidato kemenangannya pada Sabtu (7/11/2020) malam waktu setempat di Delaware, Biden menyerukan persatuan dan meminta para pendukungnya untuk "stop memperlakukan lawan kita sebagai musuh" dalam pidato kemenangan di Wilmington, Delaware pada Sabtu malam waktu setempat. Ia menyerukan dihilangkannya retorika kasar dan saatnya untuk menurunkan suhu politik.

Kandidat dari partai Demokrat itu diproyeksikan memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat, mengalahkan Donald Trump, menyusul penghitungan suara yang menegangkan sejak hari pemilihan Selasa (3/11/2020) lalu.

Dalam pidato kemenangan di Chase Center, Wilmington, Biden berkata di hadapan para pendukungnya bahwa ia "merasa terhormat atas keyakinan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya". Sang presiden terpilih bersumpah untuk menjadi presiden "yang berusaha mempersatukan, bukan memecah-belah".

Kepada warga Amerika yang tidak memilihnya, Biden mengatakan, "Mari kita saling memberi kesempatan." Ia juga mengatakan saat sekarang melupakan semua perbedaan. Di bagian lain, Biden mengatakan, "Saatnya untuk membuang retorika. Mari kita turunkan temperatur [politik]. Mari kita kembali bersahabat. Saling mendengarkan."

Sebelum Biden naik mimbar, rekan yang mendampinginya dalam pencalonan Kamala Harris - perempuan pertama yang terpilih menjadi wakil presiden - berbicara tentang makna kemenangannya bagi perempuan di Amerika Serikat.

"Meskipun saya mungkin perempuan pertama yang memegang jabatan ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir," ujarnya.

Apa kata Biden?

Biden memulai pidatonya dengan menyapa hadirin - khususnya para senator dan keluarganya. "Saudara-saudara, rakyat negeri ini telah bicara. Mereka memberi kita kemenangan yang jelas - kemenangan yang pasti, kemenangan bagi kita, rakyat."

Biden menekankan bahwa ia menang dengan jumlah suara terbanyak dalam sejarah pemilihan presiden AS: 74 juta. "Saya merasa terhormat atas keyakinan dan kepercayaan yang kalian berikan kepada saya," Biden melanjutkan.

"Saya bersumpah untuk menjadi presiden yang berusaha mempersatukan, bukan memecah-belah; yang tidak melihat red states dan blue states (pendukung Republik dan Demokrat -red.), hanya melihat United States. Untuk bekerja sepenuh hati untuk mendapatkan kepercayaan dari kalian semua."

Amerika, ia menambahkan, adalah tentang rakyat. "Saya mengincar jabatan ini untuk mengembalikan jiwa Amerika, untuk membangun kembali tulang punggung bangsa ini, kelas menengah, dan untuk membuat Amerika dihormati lagi di seluruh dunia, dan untuk menyatukan kita semua di dalam negeri ini."

Ia mengatakan adalah suatu kehormatan besar dalam hidupnya bahwa begitu banyak orang yang telah memilih visi tersebut - yang sekarang telah menjadi "tugas zaman ini". Secara khusus, ia berterima kasih kepada rakyat Afrika-Amerika untuk mendorong kampanyenya ketika ia tertinggal dalam pemilihan awal.

Setelah memuji keluarganya dan keluarga Kamala Harris, Biden memuji koalisi rakyat - bipartisan, muda, tua, urban, rural, beragam ras - yang membantu kampanyenya. Ia kemudian berbicara kepada para pendukung Trump.

"Mari beri kesempatan pada satu sama lain," kata Biden. "Ini waktunya membuang retorika keras, menurunkan temperatur, kembali melihat satu sama lain, mendengarkan satu sama lain... stop memperlakukan lawan kita sebagai musuh."

Ia menekankan bahwa "Ini waktu Amerika untuk pulih". "Saya akan bekerja sama kerasnya untuk mereka yang tidak memilih saya sebagaimana untuk mereka yang memilih saya."

Biden mengatakan tugas pertamanya ialah mengendalikan pandemi virus corona. "Itu satu-satunya cara kita bisa kembali menjalani kehidupan," ujarnya.

"Pada hari Senin, saya akan membentuk kelompok yang terdiri dari saintis dan pakar sebagai penasihat transisi untuk mengambil rencana Covid Biden-Harris dan mengubahnya menjadi rencana aksi yang akan dimulai pada 20 Januari, 2021," ujarnya. "Rencana itu akan dibangun atas dasar sains yang kuat."

Biden menegaskan bahwa ia akan "berusaha maksimal" untuk menangani pandemi. Setelah sekali lagi menyerukan persatuan dan perdamaian, Biden mengakhiri pidatonya dengan optimisme.

"Amerika Serikat. Bapak-bapak dan ibu-ibu, tidak pernah ada hal yang tidak kita coba dan tidak bisa kita lakukan."

Apa kata Kamala Harris? 

Dalam pidato pertamanya sebagai wakil presiden terpilih, Kamala Harris mengulang slogan kampanye Biden 2020. "Kita rakyat Amerika punya kekuatan untuk membangun masa depan," ujarnya.

"Kalian mengantarkan hari baru untuk Amerika. Kalian memilih harapan, dan persatuan, kesopanan, sains, dan ya, kebenaran," kata Harris kepada hadirin. "Kalian memilih Joe Biden sebagai presiden berikutnya untuk Amerika Serikat."

Pernyataan itu disambut sorak-sorai dari hadirin. Harris melanjutkan pidatonya dengan memuji sosok Biden dan keluarganya, kemudian mulai berbicara tentang dirinya sendiri - dan makna momen ini bagi perempuan.

Perempuan pertama yang terpilih sebagai wakil presiden itu berkata ibunya "sangat percaya pada Amerika tempat momen seperti ini mungkin terjadi." Harris berkata ia memikirkan ibunya - yang membesarkan Harris dan adik perempuannya sebagai orang tua tunggal - dan generasi perempuan kulit hitam, Asia, kulit putih, warga berdarah Latin, dan penduduk asli yang telah "membuka jalan untuk momen malam ini".

"Merekalah tulang punggung demokrasi," kata Harris tentang perempuan-perempuan ini yang berjuang untuk amandemen ke-19 pada 100 tahun lalu, hak untuk memilih pada 55 tahun lalu, dan sekarang pada tahun 2020 ketika generasi baru perempuan memberikan suara mereka.

Ia memuji Biden atas "keberanian" untuk mendobrak batas dan memilih seorang perempuan sebagai wakil presiden. "Meskipun saya mungkin perempuan pertama yang memegang jabatan ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir," ujarnya.

BBC memproyeksikan Biden menang di negara bagian kunci Pennsylvania, yang mengantarkannya ke perolehan suara elektoral sebanyak 273 - melebihi batas minimal 270 yang diperlukan untuk menuju Gedung Putih.

Biden dari Partai Demokrat juga dipastikan menang di Nevada, negara dengan enam suara elektoral dan sejauh ini total ia meraih 279 elektoral.

Nevada selalu memilih untuk Demokrat sejak 1992, namun mendukung George W Bush dari Partai Republik pada 2000 dan 2004.

Lalu, di mana Trump?

Trump tengah bermain golf saat kemenangan Biden diproyeksikan dan menekankan pemilu belum usai. "Fakta sederhana adalah pemilu masih jauh dari berakhir. Joe Biden belum ditetapkan sebagai pemenang di negara bagian manapun, apalagi di negara bagian yang sangat ketat.." kata Trump dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh tim kampanyenya.

Trump kembali ke Gedung Putih dan sebelum masuk gedung sempat melihat ke arah wartawan tanpa mengatakan apa-apa. Tim kampanye Trump menyatakan calon mereka belum mempunyai rencana untuk mengaku kalah sementara tim legal mengatakan akan mulai bekerja pada Senin (9/11/2020).

Hasil ini menunjukkan Trump adalah presiden pertama yang tidak terpilih lagi untuk masa jabatan kedua sejak 1990-an. Biden sendiri mengatakan kini saatnya bagi Amerika untuk "bersatu" dan membuang kemarahan.

"Kampanye telah berakhir, saatnya melupakan kemarahan dan retorika kasar dan bersatu sebagai bangsa," katanya.

Dalam cuitannya, Biden mengatakan, "Amerika, saya merasa terhormat, telah memilih saya memimpin negara besar kita." "Kerja di depan kita akan sulit, namun saya berjanji, saya akan menjadi presiden untuk semua warga Amerika - terlepas dari apakah Anda memilih saya atau tidak," tulis Biden pada Sabtu (7/11/2020).

"Saya akan tetap menjaga kepercayaan yang Anda berikan kepada saya." 

Upaya legal akan dimulai Senin

Menanggapi hasil ini, anggota tim legal dalam jumpa pers di Philadelphia mengatakan akan memulai proses legal pada hari Senin (9/11/2020).

Rudy Giuliani, kuasa hukum dan juga rekan dekat Trump, mengklaim warga Philadelphia, Pennsylvania, yang telah meninggal termasuk yang tercatat memilih tahun ini.

Namun sejauh ini tidak ada bukti atas klaim tersebut. "Tidak bisa keunggulan itu hilang tanpa adanya kecurangan," kata Giuliani mengacu pada keunggulan Trump pada awal pemilihan, saat suara melalui pos belum dihitung.

Proyeksi BBC atas kemenangan Biden didasarkan pada hasil tidak resmi dari negara-negara bagian yang telah selesai menghitung suara, dan hasil yang telah diperkirakan dari negara-negara bagian seperti Wisconsin, sementara penghitungan suara yang masih berlangsung.

Tiga negara bagian lain, Arizona, Nevada dan Georgia, masih belum mengumumkan hasil dan sejauh ini juga menunjukkan keunggulan Biden.

Biden meraih lebih dari 73 juta suara sejauh ini, suara paling banyak untuk calon presiden dalam sejarah Amerika. Sementara, Trump memperoleh hampir 70 juta suara, suara kedua terbanyak dalam sejarah.

Kemenangan ini menjadikan Biden sebagai presiden AS yang ke-46, dan presiden tertua di Amerika dengan usia yang menginjak 78 tahun.

Presiden Trump sebelumnya memperingatkan Biden untuk tidak mengumumkan kemenangan - sehari setelah dia sendiri menyatakan kemenangan, walaupun penghitungan masih pada tahap awal.

Secara keseluruhan, jumlah pemilih yang memberikan suara dalam Pilpres AS merupakan yang tertinggi dalam 120 tahun dengan sekitar 66.9%

Kepada para pendukungnya, pada Jumat malam waktu setempat (Sabtu pagi WIB), Biden kembali mengatakan bahwa "jumlah menunjukkan berita yang jelas, kami akan menang pemilihan."

Biden - didampingi Kamala Harris - mengatakan ia berada dalam jalur untuk menang lebih dari 300 suara elektoral dan menyatakan jumlah orang yang memilihnya merupakan rekor dalam sejarah pemilihan presiden AS - lebih dari 74 juta.

Biden juga mengatakan warga Amerika memberinya mandat untuk menangani pandemi virus corona, perekonomian, perubahan iklim dan rasisme sistemis.

Data kasus positif pada Jumat, menunjukkan kasus baru Covid-19 lebih dari 127.000, rekor baru dalam tiga hari.

Calon dari Partai Demokrat menyebut dirinya calon untuk persatuan setelah pemilihan yang sangat ketat.

"Kita bisa saja menjadi oposisi namun kita bukan musuh, kita warga Amerika," kata Biden tanpa menyinggung lawannya dari Partai Republik, Trump.

Namun Trump kembali melontarkan berbagai tuduhan yang tidak ada buktinya dalam serangkaian cuitan, unggahan-unggahan yang mendapatkan peringatan dari Twitter.

Empat unggahan disebut Twitter dapat disanggah atau dapat menggiring ke hal yang salah.

Cuitan Sabtu (7/11/2020) termasuk klaim Trump bahwa adanya suara ilegal yang tiba pada hari pemilihan di negara bagian seperti Pennsylvania, sehingga menghapus keunggulanya.

Keunggulan Jo Biden terjadi di empat negara bagian penting - Pennsylvania, Georgia, Arizona dan Nevada - seiring dengan penghitungan suara lewat pos.

Suara lewat pos baru belakangan dihitung setelah penghitungan suara orang yang memilih langsung ke TPS. Perkembangan penghitungan seperti ini telah diperkirakan oleh para analis menjelang pemilu, dan bahwa banyak yang memberikan suara melalui pos adalah pendukung Demokrat.

Trump sendiri tidak memberikan bukti apapun terkait tuduhan lewat Twitter.

Penjagaan diperketat

Dinas keamanan AS meningkatkan keamanan terhadap Joe Biden termasuk menetapkan pembatasan penerbangan di atas kediaman Joe Biden di Wilmington, Delaware.

Pembatasan penerbangan sementara, Temporary Flight Restriction (TFR) ditetapkan di seputar kediaman Biden, atas permintaan Dinas Rahasia.

Pada tanggal 4 November, radius pembatasan diperluas menjadi hampir lima kilometer sampai paling tidak 11 November.

Mereka yang melanggar dapat menghadapi penjara maksimal 12 bulan dan denda US$100.000 (Rp1,4 miliar).

Pembatasan penerbangan ini merupakan prosedur yang biasa dilakukan untuk tokoh politik penting.

Namun, rincian keamanan untuk presiden terpiih akan jauh lebih besar skalanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: